Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Terakhir Orangtua Meri Sebelum Ditemukan Tewas Mengenaskan

Kompas.com - 16/07/2018, 21:55 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANYUASIN, KOMPAS.com - Keluarga Ishak (60) dan Darkem (45) masih diselimuti duka mendalam. Keduanya tewas dengan kondisi tak wajar di kediaman mereka di Desa Kualo Puntian, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Meri (38), anak korban mengatakan, sebelum kejadian Ishak yang sehari-hari berdagang kebutuhan pokok bersama Darkem, sempat berpesan kepadanya untuk melanjutkan usaha keluarga itu.

“Terakhir saya bertemu saat Lebaran. Ayah bilang siapa yang akan meneruskan usaha ini (berdagang) kalau meninggal. Karena kami semuanya tinggal di tempat berbeda,” ujar Meri, saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Senin (16/7/2018).

Selama tinggal di Kabupaten Muara Enim, Meri jarang berkomunikasi dengan kedua korban.

Baca juga: Suami Istri di Banyuasin Ditemukan Tewas Mengenaskan

 

Namun, pada Sabtu (14/7/2018), ia mendapatkan kabar jika Darkem ditemukan tewas di dalam rumah dengan kondisi mulut terbekap.

Penemuan Darkem bermula ketika warga sekitar curiga melihat warung dan rumah korban tak kunjung buka.

Dari kecurigaan itu perangkat desa bersama warga dan polisi membuka paksa rumah korban. Hingga Darkem ditemukan dengan kondisi tewas mengenaskan di dalam kamar.

“Pertama ibu yang ditemukan tewas di rumah, setelah itu bapak juga menghilang,” ujarnya.

Satu hari setelah ditemukannya jenazah Darkem, mereka mencari keberadaan Ishak. Namun, Minggu (15/7/2018) siang, Ishak ditemukan meninggal di sebuah gubuk tua sekitar 400 meter dari rumah korban dengan kondisi luka bacok.

“Saya tidak tahu apakah ada masalah dengan orang lain atau tidak. Setahu saya orangtua saya itu tidak pernah terlibat masalah apapun,” ungkap Meri.

Baca juga: Ketika Presiden Jokowi Ditegur Warga gara-gara Salah Sebut

Usai otopsi, Ishak dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Naga Swidak. Sedangkan Darkem dimakamkan di TPU Gandus.

Kapolres Banyuasin AKBP Yudhi Surya Markus Pinem mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut. Pihaknya belum mengetahui motif pembunuhan terhadap kedua korban.

"Satu unit sepeda motor milik Ishak sempat dikabarkan hilang dibawa kabur pelaku. Namun, saat dilakukan penyelidikan, warga desa setempat menemukan motor korban. Untuk barang lain belum diketahui apa saja yang hilang,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala RS Bhayangkara Kompol Dr Wahono Edhi Prastowo didampingi dokter forensik Kompol Dr Mansuri mengatakan, dari hasil otopsi, ditemukan tanda-tanda kekerasan di antaranya di bagian kepala.

Saat diotopsi, kondisi jasad kedua korban sudah mengalami pembusukan. Hal tersebut mengindikasikan korban sudah meninggal dua sampai tiga hari sebelum dibawa ke RS.

"Hasil otopsi akan diserahkan ke penyidik untuk membantu penyelidikan. Saat ini jenazah korban sudah kami serahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan," ujarnya.

Kompas TV Ratusan buaya dibunuh warga di sebuah penangkaran buaya di Sorong, Papua Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com