KEDIRI, KOMPAS.com - Dua pelajar SMAN 1 Kota Kediri, Jawa Timur, memboyong medali silver dalam ajang International Young Scientists Innovation Exhibition (IYSE) 2018.
Kedua siswi tersebut yakni Shona Fa'iqo Febiastuti (16) dan Aulia Fidia Syahrina (16). Keduanya mengikuti lomba yang berlangsung di Malaysia, 9-13 Juli 2018.
Ajang yang menitikberatkan inovasi, kebaruan, serta manfaat jangka panjangnya itu diikuti 200 tim dari 17 negara.
Dalam ajang tersebut, dua pelajar asal Indonesia ini menampilkan temuan mereka, The Organic Antiseptic Hand Sanitizer Wipes atau tisu yang bermanfaat sebagai antiseptik dan bisa digunakan sebagai penurun panas.
Baca juga: Ketika Presiden Jokowi Ditegur Warga gara-gara Salah Sebut
Tisu tersebut mengandung bahan alami yakni ekstraksi belimbing wuluh bercampur dengan ekstraksi bawang merah.
Temuan itu kemudian diikutsertakan pada ajang IYSE 2018 terutama dalam kategori Life Science.
Kategori ini diikuti 30 tim dari 10 negara. Hasilnya, karya mereka mendapat apresiasi dari tim juri dan mendapat medali perak.
Kedua siswi tersebut baru pulang dari Malaysia minggu lalu dan mendapat sambutan hangat di sekolahnya. Mereka mendapat apresiasi saat upacara sekolahnya, Senin (16/7/2018).
Shona menceritakan, temuan ini berawal dari rasa penasarannya terhadap belimbing wuluh atau belimbing sayur.
Dia meyakini, belimbing wuluh yang stoknya melimpah itu bisa dimanfaatkan lebih jauh.
Baca juga: Dikuburkan, Ratusan Buaya yang Dibantai Warga di Sorong
"Di daerah kami belimbing wuluh cukup melimpah dan sering hanya untuk kebutuhan dapur saja," ujar Shona, Senin (16/7/2018).
Shona dan Aulia kemudian mencoba mencari tahu kandungan senyawa belimbung wuluh melalui serangkaian uji laboratorium.
Selama praktik itu mereka didampingi Febri Ariyanto dan Kartindria Farid Nugroho. Mereka kebetulan tergabung dalam komunitas sains OASE yang ada di SMAN 1.
Dari hasil uji laboratorium, diperoleh data, belimbung wuluh memiliki kandungan senyawa tanin, saponin, dan flavonoid. Gabungan senyawa ini dianggap cukup untuk bahan antiseptik.
Hasil itu tidak dirasa cukup. Mereka lalu mengembangkannya dengan menambahkan kandungan senyawa bawang merah. Bawang merah secara tradisional kerap dipakai untuk penurun demam anak.