Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi: Saya Titip, Jangan karena Pilihan Berbeda, Kita Tidak Saling Sapa

Kompas.com - 15/07/2018, 08:14 WIB
Labib Zamani,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

SRAGEN, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para santri untuk menjaga ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, persaudaraan, persatuan, dan kerukunan, meskipun berbeda pilihan politik. 

Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri pengajian khataman Al-Quran dan haul di Pondok Pesantren An Najah Gondang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (14/7/2018) malam.

"Jadi saya titip jangan sampai karena pilihan bupati, wali kota, gubernur dan presiden yang (berbeda) setiap tahun ada pesta demokrasi seperti itu, kita tidak saling sapa antar tetangga, tidak saling sapa antar kampung, tidak saling sapa antar teman. Ongkos sosialnya terlalu besar, itu pesta demokrasi setiap lima tahun ada. Enggak apa-apa beda (pilihan) dengan tetangga, tidak ada-apa, asal tetap rukun," kata Jokowi. 

Baca juga: Pagi Ini, Presiden Jokowi Resmikan Tol Solo-Ngawi

Jokowi yang hadir berjas hitam dengan bawahan sarung itu menyampaikan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

Penduduk Indonesia mencapai 263 juta jiwa yang hidup di 17.000 pulau. Indonesia juga memiliki 714 suku bahasa yang berbeda-beda.

"Inilah anugerah yang diberikan oleh Allah kepada kita (bangsa Indonesia) yang sering kita lupa," kata Jokowi.

Baca juga: Presiden Jokowi Ajak Santri Jaga Ukhuwah Islamiyah

"Memang kita diberikan anugerah oleh Allah berbeda-beda. Suku, agama, adat, dan tradisi. Saya tahu betul karena saya pernah dari ujung paling barat sampai ujung paling timur, ujung paling utara dan ujung paling selatan Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," tambah dia.

Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Ponpes An Najah Gondang KH Minanul Aziz S mengatakan, Ponpes An Najah terdiri dari pendidikan formal umum, yaitu SMP, SMK, dan Madrasah Aliyah.

Sementara untuk pendidikan formal agama Islam terdiri dari Madrasah Diniyah Ibtidaiyah tingkat dasar, Madrasah Diniyah Salafiyah tingkat menengah, dan Madrasah Diniyah Aliyah tingkat atas.

Baca juga: PPP: Jokowi Terbuka ke Semua Parpol, PKS Saja Ditemui...

"Santri yang belajar di SMP, SMK dan MA jumlahnya ada 650 orang, sementara yang tertampung di asrama baru 20 persen. Kami mohon maaf kepada wali santri belum bisa memberikan fasilitas yang baik kepada putra putri bapak," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com