Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Aksi Pemuda Protes di DPRD Bombana, Kesal Jalan di Desanya Tidak Diperbaiki

Kompas.com - 12/07/2018, 17:58 WIB
Kiki Andi Pati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com - Seorang diri, Justang (22), pemuda asal Kecamatan Mata Oleo, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mendatangi Kantor DPRD Bombana pada Jumat (6/7/2018).

Tindakan yang terbilang berani itu dilakukan Justang tak lain untuk menuntut perbaikan jalan di kampungnya yang mengalami rusak parah dan sulit dilintasi kendaraan.

Kedatangannya ke gedung DPRD Bombana bertepatan dengan pelaksanaan rapat paripurna dewan yang juga dihadiri Wakil Bupati Bombana, Johan Salim.

Justang yang terlanjur kesal dengan kondisi jalan di kampungnya langsung menyampaikan aspirasinya dengan penuh emosi.

Baca juga: Paus Sperma Penuh Luka Terdampar di Perairan Bombana

Tindakan pemuda lulusan Universitas Negeri Makassar ini sontak direspon berlebihan oleh petugas satpol PP dan ASN yang berada di lokasi.

Bahkan seorang anggota DPRD Bombana mengaku bahwa dirinya adalah mantan preman dan langsung direspon Justang bahwa dirinya bukanlah preman.

Aksi berani Justang ini pun viral di media sosial. Akibat aksinya itu, ia harus berurusan dengan pihak kepolisian karena dinilai telah melawan pejabat negara dan menyalahi administrasi.

"Sempat dibawa ke Polsek dan sudah ada kesepakatan damai antara saya dengan pihak DPRD Bombana dan wakil bupati. Saya memang emosi saat itu dan sudah minta maaf saat ketemu dengan ketua DPRD Bombana," ungkap Justang dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Kamis (12/7/2018).

Baca juga: Pemuda yang Hendak Bakar Gereja di Bombana Ditetapkan Jadi Tersangka

Justang membenarkan aksi protes yang terekam video warga dan menjadi viral di media sosial. Aksi itu dilakukannya seorang diri lantaran sudah tidak tahan dengan kondisi jalan yang menghubungkan antara kampungnya di Kecamatan Mata Oleo menuju Rumbia, ibukota Kabupaten Bombana.

"Benar saya datang protes masalah jalanan yang berlumpur dan susah dilewati kalau hujan datang seperti saat ini. Kondisi ini sudah lama dihadapi masyarakat Mata Oleo, sejak Bombana jadi kabupaten sampai sekarang masih begitu juga," tuturnya kepada Kompas.com, Kamis (12/7/2018).

Ia mengaku, pemerintah daerah sudah pernah memperbaki jalan dengan pengerasan dan sebagian diaspal. Namun saat musim hujan datang, kondisi jalan berlumpur sehingga membutuhkan waktu lama untuk dilewati.

"Sebenarnya jarak tempuhnya kalau tidak berlumpur hanya 30 menit tiba di Rumbia, saat hujan dan jalan rusak sampai 2 jam bahkan 3 jam kita lewati," terang Justang.

Baca juga: Gubernur Sultra Belum Masuk Kantor, Pelantikan Pejabat Bupati Bombana Batal

Bahkan, beberapa mobil sering tertanam akibat lumpur. Ditambah lagi jika malam hari melewati jalan tersebut suasana mencekam dan rawan kecelakaan karena tidak ada penerangan jalan.

Akibat akses jalan rusak, lanjut Justang, perekonomian warga juga ikut terganggu. Bahan sembako ikut mahal dan hasil pertanian dan perikanan warga juga susah dipasarkan.

Wajar

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com