Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Deportasi Ikan Arapaima ke Sungai Amazon"

Kompas.com - 12/07/2018, 14:37 WIB
Achmad Faizal,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com — Sekitar 20 aktivis lingkungan dari berbagai elemen menggelar aksi di halaman kantor Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Surabaya I di Jalan Raya Juanda, Sidoarjo, Kamis (12/7/2018).

Mereka mendesak instansi di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan itu "mendeportasi" ikan arapaima dari perairan Indonesia, dan menindak pemiliknya sesuai aturan hukum yang berlaku.

"Ikan arapaima harus segera dideportasi ke Sungai Amazon karena merusak ekosistem sungai di aliran Sungai Brantas," ujar Manajer Riset Lembaga Konservasi Lahan Basah (Ecoton) dalam orasinya.

Menurut dia, selama hidup di aliran Sungai Brantas, ikan yang memiliki sifat predator itu rakus sehingga memakan ikan penghuni asli Sungai Brantas.

Baca juga: Pemilik Arapaima Beri Keterangan Palsu soal Jumlah Ikan yang Dilepas

 

"Ikan lele, rengkik, dan lainnya dimakan oleh arapaima dalam jumlah banyak. Ikan ini nafsu makannya besar," ucapnya.

Dia menganggap, Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu tidak serius menegakkan Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004, dan peraturan Menteri Kalautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2014, yang menyebut ada 152 jenis ikan yang dilarang masuk di perairan Indonesia, termasuk di antaranya ikan Araipama gigas.

"Tidak ada penindakan tegas, pemilik ikan arapaima yang melepas ikannya di aliran Sungai Brantas masih bebas berkeliaran dan saya yakin masih ada banyak lagi," ucapnya.

Terpisah, Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Surabaya I, Muhlin mengaku siap mengawal aturan soal pelarangan ikan predator di perairan Indonesia.

"Kami sudah buka posko sepanjang Juli agar para pemilik ikan predator segera menyerahkan kepada kami. Setelah posko ditutup, baru kita bertindak tegas," pungkasnya.

Kompas TV Seekor ikan Arapaima gigas ditangkap oleh dua nelayan di Sungai Kawasan Rolag, Gunung Sari Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com