Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Zonasi PPDB Dinilai Hambat Pendidikan Anak

Kompas.com - 11/07/2018, 17:36 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Ratusan orang tua murid di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar aksi unjuk rasa di kantor DPRD NTT dan Dinas Pendidikan NTT.

Mereka protes, karena anak mereka tidak diakomodir di sekolah negeri, karena penerapan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru tahun 2018.

Para orang tua menilai, sistem ini menyebabkan banyak anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan.

Bahkan ada murid yang rumahnya berjarak kurang lebih 100 meter ke sekolah negeri, tapi tetap tidak diterima.

Baca juga: Soal Polemik Zonasi PPDB, Ini Kata Ridwan Kamil

Salah satu orang tua murid, Antonio Soares mengaku, sangat kecewa dengan penerapan sistem zonasi ini.

"Kami dari orang tua siswa, merasa kecewa karena berdasarkan zona yang ada, kami tinggal paling terdekat dengan sekolah SMA Negeri 3, tapi anak saya malah tidak diterima," ungkap Antonius kepada sejumlah wartawan, Rabu (11/7/2018).

Kekecewaan Antonius bertambah, lantaran murid dari kecamatan lain bisa diakomodir di sekolah SMA 3.  

"Kita berharap pihak DPRD NTT dan Dinas Pendidikan Provinsi NTT bisa mencari solusi yang terbaik buat kita," ucapnya.

Baca juga: Ini Alasan Kemendikbud Jalankan Sistem Zonasi

Menanggapi tuntutan itu, Ketua Komisi V DPRD NTT Jimmy Sianto mengatakan, pihaknya akan memanggil pihak Dinas Pendidikan NTT, agar memberikan klarifikasi serta solusi terhadap polemik tersebut.

"Tadi ada keluhan tentang adanya penyimpangan-penyimpangan terhadap aturan, karena itu kita gelar rapat ini dan kita akan memanggil kepala dinas pendidikan," ujar Jimmy.

Jimmy pun mengaku, telah berbicara secara tegas dengan kepala Dinas Pendidikan NTT, bahwa kalau ada yang menyimpang dari itu, maka kepala sekolah akan dicopot dari jabatannya.

"Misalnya murid yang berada di luar zona tapi diterima, bahkan kemudian ada dikeluhkan soal jual formulir dan lain lain, saya bilang kali ditemukan dan ada buktinya, saya minta supaya itu langsung dicopot dari kepala sekolah atau dari jabatan apapun dan siapapun itu tidak boleh," tegasnya. 

Kompas TV Aturan sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru berlaku tak pandang bulu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com