Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemilik 10 Ular Piton, Rahasia Ular Jinak hingga Akrab dengan Tetangga (3)

Kompas.com - 11/07/2018, 07:16 WIB
Iqbal Fahmi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Meski demikian, lanjut Munding, pada kondisi tertentu seperti saat lapar atau birahi, tabiat ular akan lebih agresif. Dalam kondisi seperti ini, ular akan cenderung menyerang apa saja yang masuk dalam jangkauan terkam mereka.

“Mungkin saat korban lewat pas sekali berada di dalam jangkauan terkam,” katanya.

Munding memperkirakan usia ular yang memangsa manusia di Sulawesi baru berusia enam tahun. Sebab, ular dapat menelan obyek yang besarnya 10 kali lipat ukuran kepalanya.

“Ular sanca usia lima tahun saja sudah bisa menelan manusia dewasa, ketika sudah dililit, 90 persen akan fatal, karena semakin mangsanya meronta semakin kencang juga lilitannya, cukup lima menit mangsanya sudah lumpuh,” tuturnya.

Baca juga: Ternyata Rumahnya Besar dan Punya Mobil, Jadi SKTM-nya Kami Tolak...

Secara umum, lanjut Munding, habitat utama ular sanca atau piton sendiri adalah daerah yang lembap seperti ceruk tanah dan rawa-rawa. Hewan ini bersifat nokturnal atau aktif mencari makan pada malam hari.

Munding Aji (30), seorang pemuda dari RT 2 RW 1 Desa Gunungsari, Kecamatan Pejagoan, Kebumen, Jawa Tengah, mengoleksi 10 ular piton besar. Dua di antaranya bernama Syahrini dan Rambo.KOMPAS.com/Iqbal Fahmi Munding Aji (30), seorang pemuda dari RT 2 RW 1 Desa Gunungsari, Kecamatan Pejagoan, Kebumen, Jawa Tengah, mengoleksi 10 ular piton besar. Dua di antaranya bernama Syahrini dan Rambo.
Dia menyarankan ketika pergi ke hutan atau kebun untuk tidak menggunakan tangan kosong. Gunakankan tongkat dengan panjang 1,5 meter untuk menyibak semak-semak dan memastikan bahwa tidak ada hewan khususnya ular bersembunyi di baliknya.

Akrab dengan tetangga

Hobi memelihara ular, apalagi yang berukuran raksasa dalam jumlah yang banyak tentu bukan hobi yang murah.

Hitung saja, jika satu ular minimal membutuhkan pakan 10 ekor ayam dalam sebulan, maka Munding harus membeli minimal 100 ekor ayam atau merogoh kocek minimal Rp 3 juta untuk mengisi perut semua ular koleksinya.

Baca juga: Ganjar: Kalau Menipu Pakai SKTM Bisa Pidana Lho...

Meskipun biaya yang dikeluarkan setiap bulan cukup mahal, namun dia tak pernah sekalipun terlintas untuk mengambil keuntungan atau menjual ular-ularnya.

Siapa pun yang berkunjung ke rumahnya untuk melihat ular tidak perlu membayar. Tidak ada kotak sumbangan atau tiket. Pengunjung justru akan mendapat jamuan sebagai teman bercengkerama layaknya tamu pada umumnya.

“Saya sama sekali tidak punya motif ekonomi kalau soal pelihara ular, cuma ingin mengenalkan masyarakat kepada ular-ular saya,” katanya.

Salah satu pengunjung, Nurhayati (50), mengaku takut saat kali pertama melihat ular-ular Munding. Bahkan para tamu rombongan dari SD Kutosari 4 ini sempat berteriak histeris begitu masuk dari ujung gang.

“Soalnya belum pernah lihat yang sebesar ini. Jadi kaget. Waktu pegang saja keringat dingin keluar semua,” katanya.

Baca juga: Kisah Desy, Wanita Berhijab Penolong Anjing Liar, Kasih Sayang untuk Semua Makhluk (1)

Sementara itu, Faizah (17), tetangga Munding, sudah terbiasa dengan Syahrini dan kawan-kawan. Meski ukuran ular-ular Munding jauh lebih besar dari badannya, namun Faizah tak terlihat gentar sedikitpun saat berinteraksi dengan mereka.

Faizah nampak sudah terbiasa bercengkerama dengan Syahrini dan kawan-kawan dan ular pun juga nyaman berada di tangannya.

“Saya sejak kecil sudah biasa main dengan Syahrini,” ungkap Faizah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com