Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden PKS: Kalau Ada Isu PKS Setuju AHY, Itu Hanya dalam Mimpi

Kompas.com - 10/07/2018, 18:23 WIB
Fitri Rachmawati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Sohibul Iman mengatakan, jika ada isu PKS mendukung Agus Harimukti Yudoyono (AHY) mendampingi Prabowo dalam Pilpres 2019, itu tidak benar. 

Sebab hingga kini tidak pernah ada yang datang meminta dukungan PKS terkait hal tersebut. 

"Belum ada yang datang ke saya menyampaikan bagaimana PKS mendukung AHY dengan Prabowo, belum ada, belum ada yang datang ke saya," ujar Sohibul di kantor PKS NTB Mataram, Selasa (10/7/2018). 

"Jika ada isu kita setuju dengan AHY itu dalam mimpi, karena belum ketemu saya, masak sudah menyetujui," tambahnya.

Baca juga: Beda Sikap soal Capres, Koalisi Gerindra-PKS Bisa Pecah

Sohibul menjelaskan, sebelum AHY datang ke Prabowo 1,5 bulan lalu, Partai Demokrat datang ke PKS. Saat itu, Demokrat siap bekerjasama dengan PKS jika AHY menjadi wakil Prabowo.

Karena tak dapat tanggapan yang serius dari PKS, mereka menawarkan langsung ke Prabowo, dengan pola yang sama. Prabowo menjadi capres, AHY menjadi wacapres. 

"Tapi sampai sekarang kan, dari Prabowo belum ada pembicaraan serius. Kemarin Pak Mujani mewakili Gerindra datang ke PKS. Dia menyampaikan apa yang disampaikan Prabowo kepada Syarif Hasan (Wakil Ketua Partai Demokrat). Pada dasarnya Prabowo tidak keberatan pada individu manapun termasuk AHY," ucapnya.

Namun, sambung dia, ada beberapa pernyataan Prabowo. Pertama, AHY tidak terlalu junior untuk menjadi cawapres. Kedua, Prabowo mengatakan dirinya sudah terikat pembicaraan yang dalam dengan PKS.

"Karena itu AHY diterima atau tidak mendampinginya, tergantung PKS," sambung Sohibul.

Baca juga: PAN: Jika Gerindra Sepakat Prabowo-Zulkifli Hasan, PKS Akan Ikut

Upaya PKS memperjuangkan tidak ada calon presiden tunggal di negeri ini, nampaknya akan berujung manis.

Sejumlah partai telah mendekat memberi dukungan atas sikap PKS berada di barisan oposisi dan mengusung Prabowo sebagai calon presiden, mengimbangi Joko Widodo.

"Sejak awal PKS menghindari calon tunggal karena kecenderungan semua mendukung Jokowi, makanya akan ada hanya satu calon atau calon tunggal, itu tidak baik bagi demokrasi. PKS bahkan punya 9 (bakal) capres dan cawapres yang siap mengimbangi Jokowi," tutur Sohibul.

Selain Gerindra, partai lain seperti PKB, PAN, dan Demokrat, siap berada di barisan oposisi. Dengan adanya 5 partai, PKS mengusulkan ke Demokrat dan dua partai lainnya agar membelah menjadi dua poros.

Sohibul menjelaskan, yang paling realistis, 5 partai di luar pemerintah bisa membuat dua poros. Nantinya di putaran kedua, bisa bergabung menjadi satu poros. 

"Yang jelas bukan barisan Istana," tekannya.

Kompas TV Jika Gerindra mengajukan nama lain sebagai capres, PKS tetap ingin cawapresnya dari kader mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com