MAGELANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para orangtua untuk jujur saat mendaftarkan anaknya ke sekolah baru.
Hal ini menyusul maraknya Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang disalahgunakan pada proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Jawa Tengah tahun ajaran 2018/2019 ini.
Baca juga: Ternyata Rumahnya Besar dan Punya Mobil, Jadi SKTM-nya Kami Tolak...
"Kita kan mendidik anak untuk jujur, berbudi pekerti, ya orangtua jangan ngapusi (berbohong), masak untuk pendidikan begitu," ungkap Ganjar usai membuka program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Regurel ke-102 di Lapangan Bandongan, Kabupaten Magelang, Selasa (10/7/2018).
Ganjar meminta masyarakat untuk memberikan kesempatan warga yang benar-benar miskin supaya dapat mengenyam pendidikan layak.
"Kasihlah kesempatan, tepo sliro, masyarakat tidak mampu itu negara mau hadir agar mereka bisa sekolah. Sekolahnya bukan (yang) sudah miskin, jelek, sekolahnya juga jelek, enggak begitu," ucapnya.
Baca juga: Rumah Siswa yang Pakai SKTM atau Surat Miskin Akan Dicek Satu-satu
Menurut dia, kejujuran menjadi modal untuk menanamkan pendidikan karakter pada anak di masa depan. Anak akan tumbuh menjadi manusia berbudi pekerti, selain juga nilai akademis yang baik.
"Nilai budi pekerti ini jauh lebih penting. Ini soal mendidik, soal rasa. Di Australia, orangtua tidak peduli kalau anaknya tidak bisa matematika, fisika, tapi mereka justru takut kalau anaknya enggak bisa antre," ungkap Ganjar.
Ganjar mengaku, sudah mencoret lebih dari 30.000 SKTM yang disalahgunakan oknum pada saat PPDB tahun ajaran ini. Pihaknya meminta pihak sekolah untuk segera menuntaskan persoalan SKTM ini sebelum pengumuman PPDB online Jateng, Rabu (11/7/2018) besok.
"Kami Sudah mencoret lebih dari 30.000 SKTM. Beberapa SMA/SMK sudah kami minta untuk melakukan verifikasi. Guru, kepala sekolah, harus turun. Tidak sulit, 1 orang paling verifikasi 5-10 anak," tandasnya.