Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unair-UNS Ajak 14 Mahasiswa Asing Belajar Bikin Jamu hingga Membatik

Kompas.com - 10/07/2018, 07:47 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Sebanyak 14 mahasiswa asing dari 11 negara mengikuti program kursus singkat (short course) Indonesia Heritage 2018 di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Senin (9/7/2018).

Kegiatan ini merupakan kerja sama antara UNS Solo dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan warisan budaya Indonesia, yaitu batik dan jamu tradisional.

Kepala Internasional Office UNS Solo Taufik Al Makmun mengatakan, program kursus singkat diikuti mahasiswa asing tersebut baru pertama kali dilaksanakan.

Ia menambahkan, ke-14 mahasiswa asing yang mengikuti program ini berasal dari Cina, Jepang, Thailand, Syria, Tanzania, Nigeria, Amerika Serikat, Timor Leste, dan India.

Sebelum belajar membatik, kata Taufik, mahasiswa program Darmasiswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri itu telah belajar bagaimana membuat jamu tradisional di Unair Surabaya.

Baca juga: 12 Mahasiswa Asing Main Patrol di Festival Patrol Banyuwangi

"Dalam program ini mereka memperoleh kredit setara dengan empat SKS. Jadi, sebelum ke Solo untuk belajar batik, mereka sebelumnya telah belajar jamu tradisionaldi Unair Surabaya," kata Taufik, Senin (9/7/2018).

Selama sepekan di Solo, 14 mahasiswa asing ini akan belajar membatik. Seperti praktik membuat batik dengan teknik cap dan tulis, melihat koleksi batik di Museum Batik Danar Hadi dan produsen batik abstrak Pandono di Laweyan, Solo. Selain itu, mereka juga akan menginap sehari di Sragen untuk belajar batik tradisional di sana.

"Harapannya mereka (mahasiswa internasional) kalau bukan untuk menggunakannya sebagai skill pribadi, paling tidak mereka bisa menjadi ambassador di sana tentang hal-hal yang mereka pelajari di sini," terang dia.

Taufik menjelaskan, alasan batik dikenalkan kepada para mahasiswa asing tersebut karena Solo mempunyai warisan kebudayaan yang pantas untuk diangkat di dunia internasional. Artinya, mereka tidak hanya melihat batik, tetapi menjadi pelaku yang secara langsung bisa mempraktikkan bagaimana membuat batik.

Baca juga: Di Purbalingga, Sejumlah Mahasiswa Asing Ingin Belajar soal Ini...

"Sehingga ketika mereka pulang ke negara asalnya bisa bercerita tentang observasi dan mereka mampu mempraktikkan secara langsung di negaranya," beber Taufik.

Jamu dan pijat tradisional

Sekretaris Eksekutif Universitas Airlangga Surabaya, Dian Ekowati menambahkan, sebelum belajar membatik di Solo, mereka telah belajar membuat jamu tradisional dan pengobatan tradisional pijat Jawa dan Bali di Unair Surabaya. Untuk jamu tradisional para mahasiswa asing belajar cara membuat jamu beras kencur, kunyit asam, dan wedang pokak.

"Intinya kita berusaha untuk memperkaya pandangan mereka (orang asing) atau dunia terhadap kekayaan warisan budaya di Indonesia," jelas Dian.

Seorang mahasiswa asing asal Thailand Kuhafessah Rongso (23) mengatakan, baru pertama kali mempraktikkan cara membuat batik. Selama ini ia hanya mendengar nama batik Indonesia dan belum pernah mengetahui bagaimana cara pembuatannya.

Baca juga: Mahasiswa Asing Berbagai Negara Belajar Membatik di Banyumas

"Ini baru pertama untuk saya belajar membatik. Batik di Indonesia bagus dan sudah terkenal di sana (Thailand)," tutur Hafessah.

Dia mengaku sempat kesulitan saat mempraktikkan cara membuat batik cap. Pasalnya, terlalu banyak mengambil malam akan mblobor dan sulit dihilangkan.

"Tadi kesulitannya pas ambil malam terlalu banyak jadi mblobor. Kalau sedikit tidak tembus malamnya," katanya.

Menurut dia sudah banyak warga Thailand, terutama di Provinsi Yala yang terletak di bagian paling selatan negera tersebut menggunakan batik dari Indonesia.

Kompas TV Mahasiswa Asing Pelajari Cara Buat Keris di Solo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com