Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciptakan 123 Lagu, Musisi asal Blora Raih Rekor Dunia Versi RHR

Kompas.com - 09/07/2018, 23:55 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Sarasta Adi Cahyono, musisi asal Kabupaten Blora, Jawa Tengah mampu mengukir prestasi di tingkat dunia dengan meraih rekor dunia versi Record Holder Republic (RHR) dalam kategori penyanyi dan pencipta lagu terbanyak yang merilis dan memasarkan albumnya sendiri.

Album perdana musisi yang tinggal di jalan Rajawali III Kelurahan Tempelan, Kecamatan Blora itu berisi 123 lagu Melancholy Folk Rock Indie. Album tersebut diberi judul "Debut123" dan dirilis pada 18 April 2018. 

Penghargaan rekor dunia itu diserahkan Vice President of RHR, Lia Mutisari, di Bandung. 

"Saya diundang untuk menerima penghargaan recor dunia versi RHR, 3 Juli lalu di Bandung," ujar Sarasta saat dihubungi, Senin (9/7/2018).

Sarasta sendiri mengaku baru pulang dari Bandung dan tiba di Blora pada pekan lalu, Kamis (5/7/2018) lalu.

"Sebenarnya teman-teman RHR meminta saya tetap di Bandung untuk beberapa hari ke depan. Namun karena saya sudah terlanjur memesan tiket pulang sehingga saya memilih pulang ke Blora," ujarnya.

Menurut Sasrasta, pencapaian rekor dunia Debut 123 sebagai album indie singer-songwriter melancholy folk rock itu sebelumnya tidak pernah terpikir olehnya. Sarasta pertama kali mengarang lagu pada tahun 2011. 

"Saat itu dalam benak saya hanya ingin membuat lagu sebanyak-banyaknya," ungkap ayah satu orang anak ini.

Dalam perkembangannya, jumlah lagu yang diciptakan dan diaransemen sendiri telah mencapai sebanyak 70 lagu pada awal 2017. Pada tahun itulah, dia mengetahui adanya lembaga yang kerap memberikan penghargaan bagi kreativitas baru. 

Dia pun semakin terpacu untuk kembali menambah jumlah lagu yang dikarangnya. Dalam kurun waktu 2017 hingga 2018 jumlah lagu yang dibuatnya bertambah 60 lagu. 

"Sehingga dalam kurun waktu tujuh tahun sejak 2011 hingga 2018 itu saya menciptakan lagu sebanyak 130 lagu. Namun yang saya masukkan ke album debut indie sebanyak 123 lagu dengan tujuan agar simpel dalam penyebutan. 123 itukan biasanya untuk hitungan penyemangat," ujar pria kelahiran Sukoharjo, 15 Mei 1977.

Sarasta menuturkan, dia merekam sendiri lagu-lagu tersebut menggunakan peralatan sederhana yang ada di rumahnya.

"Hanya satu lagu yang saya buat di studio di Solo," katanya. 

Lagu-lagu tersebut dituangkan dalam sekeping CD dengan versi MP3. Kepingan CD itu selanjutnya dikirim ke sejumlah radio.

"Saya kirim via jasa ekspedisi," tuturnya

Vice President of RHR, Lia Mutisari, dalam penyataan resmi di sejumlah awak media menjelaskan bahwa pemberian rekor kepada Sarasta lantaran album Debut 123 merupakan album yang dibuat secara independen. 

Dengan kata lain, Sarasta Adi mewujudkannya serba sendiri. Entah itu mulai dari menciptakan lagu, aransemen sampai memasarkan album.

"Saya berharap dengan adanya rekor musik Indie ini dapat menginspirasi publik dan ikut serta mengangkat nama Indonesia di mata dunia, khususnya di bidang musik," kata Lia Mutisari. 

RHR berkantor pusat di Amerika Serikat. Saat ini, perwakilannya di Indonesia dipimpin oleh Vice President of RHR, Lia Mutisari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com