Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilu Keluarga Edi yang Ditemukan Tewas Terikat Tali Berpemberat di Waduk

Kompas.com - 08/07/2018, 09:08 WIB
Hadi Maulana,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Keluarga Taban Musadi alias Edi (30), yang ditemukan mengapung terikat tali berpemberat di waduk Sei Ladi Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (4/7/2018) lalu, merelakan kepergian Edi.

"Kami sekeluarga sudah merelakan dan iklas atas kepergian adik kandung kami ini," kata Yulianus Yunus, abang kandung Edi, usai melakukan doa di kamar jenazah RS Bhayangkara Polda Kepri, Sabtu (7/7/2018).

Baca juga: Mayat yang Ditemukan Terikat Tali Berpemberat Ternyata Seorang Atlet

Yulianus, begitu sapaan akrabnya, mengatakan, pada saat diberitahukan bahwa adiknya ditemukan tewas di waduk Sei Ladi, dia beserta keluarga besar yang ada di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, sudah merelakan dan iklas atas kepergian adiknya ini.

Bahkan keluarga besarnya sempat tidak menyetujui untuk dilakukannya otopsi karena sedih melihat jenazah mendiang.

"Namun untuk keperluan penyidikan dan agar tidak ada penyesalan di kemudian hari, akhirnya kami menyetujui hal itu untuk dilakukannya otopsi dan hal ini juga untuk kebaikan mendiang," ujarnya.

Baca juga: Mayat Terikat Tali Berpemberat, Hasil Otopsinya Diduga Bunuh Diri

Untuk pemakaman sendiri, Yulianus mengatakan akan mengebumikan adiknya itu di tanah kelahirannya di Kalimantan Barat (Kalbar).

"Kami pihak keluarga sepakat, adik kami ini akan kami kebumikan di Pontianak, Kalbar," ujarnya.

Dari pantauan Kompas.com di kamar Jenazah RS Bhyangkara Polda Kepri, usai didoakan, Sabtu, jenazah Taban Musadi langsung dibawa ke Bandara dan langsung diterbangkan ke Pontianak, Kalbar sekitar pukul 17.30 WIB melalui Bandara Hang Nadim.

Baca juga: Kronologi Atlet Balap Sepeda Ditabrak Mobil Saat Berlatih di Tanjakan Emen

Sementara itu, Henny, kakak angkat korban yang berdomisili di Batam, mengaku sangat terpukul dengan kepergian mendiang.

"Saya masih tidak percaya dengan kejadian ini, meski sering membuat kesal, namun mendiang merupakan anak yang penurut," kenang Henny.

Henny mengaku awalnya dirinya anggap apa yang diungkapkan adiknya itu hanya candaan, namun dengan kejadian ini ternyata apa yang telah diungkapkapkannya sekitar dua minggu lalu benar.

"Korban pernah berpamitan dengan saya dan korban mengatakan jika dalam dua mingu dirinya tidak kembali, berarti dirinya telah meninggal. Dan sejak itulah saya tidak lagi anggap korban (sebagai) adik," katanya.

"Saya pikir bercanda, ternyata kejadian malah seperti ini (dia meninggal). Terasa tidak percaya namun nyata," kata Henny menambahkan.

Baca juga: Cerita Kaesang, Putra Bungsu Presiden, Pilih Kuliner Pisang Ketimbang Durian

Henny mengakui selama bersama dirinya, korban kerap mengeluh. Namun Henny sealu memberikan nasehat agar untuk bersabar dan tidak terus-terusan mengeluh dengan apa yang dialaminya saat ini.

"Saya berharap segala kesalahan adik saya ini dimaafkan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja semasa hidupnya," ujar Henny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com