Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Pertama Nining: Bibi Saya Ngomong bahwa Ibu Saya Masih Hidup

Kompas.com - 07/07/2018, 07:29 WIB
Budiyanto ,
Laksono Hari Wiwoho

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Cerita tentang keberadaan Nining Sunarsih (52), yang dilaporkan hilang tahun lalu, tidak pernah diungkapkan kepada anak pertamanya, Wandi (35).

Nining, warga Jalan Cisaat-Situgunung, Kampung Cibunar, Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, itu dilaporkan hilang tenggelam di laut selatan Sukabumi pada Minggu (8/1/2017).

Menurut Wandi, ia diberitahu bahwa ibunya tidak meninggal dunia, tetapi ia sendiri tidak mengetahui keberadaan ibunya yang "menghilang" selama 18 bulan.

"Dua bulan setelah (Nining) hilang tenggelam, bibi saya ngomong bahwa ibu saya masih hidup. Saya tanya di mana kalau ibu saya masih hidup, tapi tidak dikasih tahu," kata Wandi kepada wartawan saat di Polres Sukabumi Kota, Jumat (6/7/2018) petang.

Baca juga: Anak Bungsu Nining: Saya Yakin Ini Ibu...

Wandi menuturkan bahwa ia tidak ikut ketika ibu beserta keluarga dan kerabatnya piknik ke Pantai Palabuhanratu pada 8 Januari 2017. Saat itu Wandi sudah berkeluarga dan bertempat tinggal beda kampung.

"Saya hanya diberitahu sama ibu ketua RW, katanya ibu saya tenggelam di Palabuhanratu," tutur pria yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir angkot jurusan Cisaat-Situgunung.

"Mengetahui ibu saya tenggelam, saya sendiri langsung beres-beres di rumah. Kalau jenazah ibu saya datang, rumah sudah beres dan siap," ujar dia.

Ia menuturkan, saat penjemputan ibunya di Pantai Citepus, Palabuhanratu, pada Sabtu (30/6/2018) malam, dia pun tidak tahu dan tidak ikut karena anak pertamanya sedang merayakan kenaikan kelas.

Baca juga: Teka-teki Nining yang Dilaporkan Hilang 1,5 Tahun Lalu Terungkap

Wandi pun ingin mengetahui pasti peristiwa yang dialami ibunya tersebut. Kabar yang ia terima, ibunya dijemput setelah ada kerabat yang diberitahu keberadaan Nining melalui mimpi, ada juga yang melalui SMS atau telepon.

Untuk memastikan hal itu, Wandi pun sempat mendatangi paman Nining.

"Saya ingin tahu kejadiannya bagaimana. Tapi disuruh, kalau ada wartawan, bilangnya dapat mimpi. Makanya, saya belum tahu jelas," kata Wandi.

Kepala Polres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro mengatakan, polisi sudah meminta keterangan saudara JN, paman Nining, yang pertama menerima informasi mengenai penjemputan Nining di Pantai Citepus, Palabuhanratu.

Baca juga: Hilang 1,5 Tahun di Laut Sukabumi, Nining Ditemukan Selamat di Tepi Pantai

"Saudara JN mendapat telepon dari yang mengaku bernama H untuk menjemput Nining di lokasi di mana 18 bulan lalu dikabarkan hilang," kata Susatyo kepada wartawan dalam jumpa pers, Jumat sore.

"Orang yang bernama H ini pun memberikan arahan kepada JN agar diberitahukan penjemputan Nining ini kepada keluarganya melalui mimpi," sambung dia.

Saat ini polisi masih terus menyelidiki perkara kembalinya Nining setelah dikabarkan hilang 18 bulan lalu. Polisi juga berupaya mengungkap orang yang menghubungi melalui telepon kepada saudara JN.

Dari keterangan sejumlah saksi, polisi mendapati cerita bahwa Nining sebetulnya tidak tenggelam, tetapi bekerja di Jakarta. Cerita tentang hilangnya Nining muncul setelah ia terlibat utang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com