Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petik Edelweis di Merbabu, Pendaki Ini Dihukum Punguti Sampah

Kompas.com - 04/07/2018, 21:36 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Seorang pendaki asal Kabupaten Batang bernama Rudianto dihukum membersihkan sampah setelah ketahuan memetik bunga edelweis di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb).

Belakangan video aksi pemuda tersebut menyebar di media sosial instagram dan menuai kecaman dari sebagian besar warganet.

Kepala TNGMb Edy Sutiyarto menjelaskan kejadian itu bermula ketika petugas melakukan patroli di TNGMb, Selasa (3/7/2018) pagi. Sampai di pos Sabana II, petugas melihat pemuda berkaos hitam itu sengaja memetik beberapa kuntum bunga edelweis.

"Kebetulan petugas kami sedang patroli, saat melintas di Sabana II melihat pendaki itu memetik edelweis. Petugas langsung memanggilnya, ajak ngobrol dia, para pendaki lainnya yang ada disitu juga kami kumpulkan," jelas Edy, dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (4/7/2018).

Baca juga: Cerita Pemilik 5 Ekor Ikan Arapaima, Biaya Rp 200.000 Per Hari hingga Didatangi Polisi

Petugas kemudian meminta pendapat para pendaki lainnya terkait hukuman apa yang pantas diberikan untuk pemuda itu. Hingga akhirnya disepakati pemuda itu harus memunguti sampah yang ada di kawasan dengan ketinggian sekitar 2.700 meter dari permukaan laut (mdpl) itu.

"Kami minta pendapat kawan pecinta alam yang ada disitu, bahwa ada (pendaki) yang berani memetik edelweis, sebaiknya diberi hukuman apa. Dia (pendaki) akhirnya disuruh bersih-bersih sampah lalu dibawa sampai turun," ungkapnya.

Edy berujar, Rudianto bersama teman-temannya mendaki Gunung Merbabu lewat jalur Suwanting, Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Petugas basecamp di Suwanting telah mencatat identitas yang bersangkutan dan memberi catatan hitam dilarang mendaki Gunung Merbabu selama 1 tahun ke depan.

Baca juga: Cerita Jenazah Korban Penjambretan Dikawal Puluhan Driver Ojek Online dari Jakarta ke Grobogan

"Kami sudah catat identitasnya. Dia sudah membuat perjanjian untuk tidak mengulangi (perbuatannya) lagi, yang bersangkuan di-blacklist tidak boleh mendaki Merbabu minimal 1 tahun ke depan. Catatan ini juga sudah kami teruskan ke Taman Nasioanl Gunung Merapi," papar Edy.

Dijelaskan, bunga edelweis merupakan jenis bunga yang banyak tumbuh di kawasan dataran tinggi. Namun populasi bunga berjuluk bunga keabadian itu semakin hari semakin sedikit akibat ulah para pendaki yang tidak bertanggungjawab.

"Bunga edelweis termasuk flora dilindungi, karena sebarannya semakin langka. Siapapun tidak boleh memetiknya," tegasnya.

Edy mengemukakan, ada larangan-larangan yang harus dipatuhi para pendaki, antara lain tidak boleh mengambil atau memindahkan segala potensi alam Gunung Merbabu, menebang pohon atau kayu untuk api unggun karena bisa menimbulkan kebakaran, termasuk dilarang mendaki seorang diri.

"Kami sudah menempel peringatan atau larangan-larangan yang harus dipatuhi pendaki, kalau ada yang melanggar akan diberi hukuman yang diharapkan memberi efek jera," pungkasnya.

Baca juga: OTT KPK, Cerita Anggota DPRK Bener Meriah Saat Bupati Ahmadi Ditangkap

Kompas TV Saat ini, tim SAR masih melakukan pencarian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com