Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Amerika Serikat, Guru SD asal Yogyakarta Belajar Misi Menyelamatkan Bumi dari Astronot

Kompas.com - 03/07/2018, 06:00 WIB
Wijaya Kusuma,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Nur Fitriana (32), guru Sekolah Dasar (SD) Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta, tak pernah menyangka bahwa dirinya bisa mengunjungi US Space and Rocket Center (USSRC) berada di Huntsville, Alabama, Amerika Serikat.

Tak hanya itu, di USSRC, guru SD ini juga bertemu dan berkesempatan mendengarkan langsung pengalaman dari para astronot NASA yang pernah menjalankan misi ke luar angkasa.

Baca juga: Cerita di Balik Demo 2019 Ganti Presiden di Depan Gerai Markobar Milik Anak Jokowi

Fitriana mengetahui adanya program Honeywell Educators at Space Academy (HESA) pada tahun 2015 lalu.

Guru kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, ini mendapat informasi tentang program garapan Honeywell Hometown Solutions yang merupakan badan tanggung jawab sosial perusahaan industri perangkat lunak ini dari seorang temannya.

"Waktu itu saya tidak berani mendaftar langsung karena kalau dilihat di webnya itu tentang pelatihan astronaut, pergi ke bulan. Harus mempelajari apakah relevan dengan dunia pendidikan karena saya ini guru SD," ujar Nur saat ditemui di SD Deresan, Senin (2/7/2018).

Baca juga: Hilang 1,5 Tahun di Laut Sukabumi, Nining Ditemukan Selamat di Tepi Pantai

Sekitar satu setengah tahun mempelajarinya, dia akhirnya memutuskan mendaftar secara online pada September 2017.

"Saya pelajari sampai baca jurnal-jurnal international. Astronot ini hanya bagian dari pembelajaran STEM yang merupakan penyatuan pelajaran antara science, technology, engineering, dan mathematic," ungkapnya.

Kebiasaan baik

Nur lalu mengatakan, dari apa yang dipelajari ternyata astronot menjalankan misi ke antariksa bukan untuk gaya-gayaan, tetapi untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan akibat berbagai faktor.

"Mereka (astronot) bisa melihat bagian bumi mana yang mengering, kutub es yang mencair, lalu apa yang harus dilakukan penduduk bumi dan kalau di luar negeri ini disebut dengan kebiasaan baik," tuturnya.

Baca juga: Kisah Soesilo Toer, Adik Pramoedya Ananta Toer yang Bergelar Doktor dan Kini Jadi Pemulung (1)

Kebiasaan baik ini, lanjut Nur, harus ditanamkan sejak dini, seperti mengurangi sampah plastik dan mengurangi polusi udara. Pola kebiasaan baik ini relevan untuk pendidikan karakter anak-anak, termasuk siswa sekolah dasar.

"Di Indonesia, itu relevan untuk pendidikan karakter anak-anak di Indonesia. Jadi sejak SD, anak-anak dibiasakan dengan kebiasaan baik untuk menjaga bumi dan isinya," ungkap Nur.

bersambung ke halaman dua: menjadi

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com