Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PVMBG Ingatkan soal Bahaya Lontaran Batu dari Kawah Gunung Agung

Kompas.com - 02/07/2018, 15:12 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARANGASEM, KOMPAS.com — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan potensi bahaya primer akibat letusan Gunung Agung. Bahaya primer yang paling mungkin terjadi adalah lontaran batu (lava pijar) dan jatuhan pasir abu lebat.

"Hujan abu dengan intensitas lebih rendah dapat melanda jarak yang lebih jauh karena penyebarannya bergantung pada arah dan kecepatan angin," kata kepala PVMBG Kasbani di Pos Pantau Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali, Senin (2/7/2018).

Dia menambahkan, abu vulkanik, jika tertahan di udara, juga dapat mengancam keselamatan penerbangan. Selain itu, potensi terjadinya aliran lava ke luar kawah masih rendah karena lava saat ini mengisi kurang dari setengah volume kawah.

Dari estimasi PVMBG, terdapat skenario kubah lava dapat dilontarkan keluar kawah dan membentuk aliran piroklastik (awan panas). 

Baca juga: Abu Vulkanik Tutup Kawasan Sekitar Gunung Agung

"Namun, kemungkinan untuk itu terjadi saat ini masih rendah karena pembangunan tekanan di dalam tubuh Gunung Agung belum signifikan," lanjut Kasbani. 

Menurut dia, estimasi potensi bahaya terus dilakukan secara berkala mengikuti perkembangan data pemantauan dan dapat berubah sewaktu-waktu.

Siaga III

Berdasarkan analisis data secara komprehensif dan dengan mempertimbangkan potensi bahayanya, aktivitas Gunung Agung masih berada di Level 3 (Siaga).

Dalam status Siaga, masyarakat di sekitar Gunung Agung diimbau agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apa pun di Zona Perkiraan Bahaya. 

Zona Prakiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari Kawah Puncak Gunung Agung. 

Baca juga: Citra Satelit Tunjukkan Aliran Lava di Kawah Gunung Agung Masih Terjadi

"Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan," ujar Kasbani. 

Sebelumnya diberitakan, Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem kembali meletus pada Senin (2/6/2018).

Letusan terjadi tiga kali, yakni pada pukul 06.19 Wita, 06.41 Wita, dan 06.55 Wita dengan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter di atas puncak kawah. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Kompas TV Gunung Agung di Karangasem, Bali, kembali mengalami erupsi Senin (2/7) pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com