Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seekor Gajah Betina Ditemukan Mati di Bengkulu

Kompas.com - 01/07/2018, 08:55 WIB
Firmansyah,
Bayu Galih

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Seekor gajah betina ditemukan mati dan telah membusuk di wilayah Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Teramang, Desa Retak Mudik, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu.

Gajah berusia 20 tahun itu mati di kebun sawit milik warga. Mamalia bertubuh besar itu diperkirakan mati sekitar satu minggu lalu.

Kepala Subbagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu, Suharno mengatakan, tim gabungan telah melakukan pemeriksaan nekropsi atau otopsi pada hewan.

"(Tim) yakni 12 orang dari BKSDA Bengkulu yang terdiri dari dokter hewan, polhut, TPHL sebanyak enam orang Polsek Sungai Rumbai, ditambah anggota Babinsa," ujar Suharno, Minggu (1/7/2018).

Menurut dia, hasil pemeriksaan di TKP juga menemukan kotoran dan jejak kaki kelompok gajah liar, serta dua pondok kebun yang telah dihancurkan oleh gajah liar.

Baca juga: Polisi Terus Kejar Pembunuh dan Pencuri Gading Gajah Bunta

Suharno menjelaskan, proses pemeriksaan dilakukan pada Sabtu (30/6/2018). Dalam pemeriksaan forensik veteriner ini ada 14 sampel dari hasil bedah bangkai gajah dan hasil pemeriksaan di TKP yang sudah diambil.

Tujuannya, untuk memeriksa toksikologi dan histopatologi, serta memeriksa sampel DNA. 

"Hasil pemeriksaan makroskopis menunjukan beberapa organ sudah mulai hancur dan membusuk. Sampel yang telah diambil selanjutnya untuk diperiksa ke laboratorium guna menegakkan diagnosis penyebab kematian satwa tersebut," ucapnya.

Sejauh ini, belum diketahui penyebab pasti kematian gajah tersebut.

Penyebab kematian gajah masih dalam proses penyelidikan aparat gabungan dari Dirjen Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BKSDA Bengkulu, Taman Nasional Kerinci Seblat, Polsek Sungai Rumbai, Koramil Ipuh, dan pihak desa setempat.

"Hutan Produksi Air Teramang dan sekitarnya merupakan habitat populasi terakhir kelompok besar gajah liar di Bengkulu," kata Suharno.

Kompas TV Taman Nasional Way Kambas sudah lebih dari 20 tahun jadi tempat perlindungan ratusan gajah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com