Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Daripada Melawan, Saya Pilih Selamatkan 1 Karung Cabai"

Kompas.com - 29/06/2018, 19:43 WIB
Dani Julius Zebua,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Pembersihan lahan di kawasan pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dilanjutkan.

Seperti kemarin, PT Angkasa Pura I (Persero) menggerakkan belasan alat berat, seperti  buldozer dan ekskavator untuk membersihkan lahan itu.

Mereka merubuhkan pohon mahoni, pohon kelapa, rerimbun bambu, hingga menggusur petak-petak sayur dan palawija yang ditanam warga yang masih bertahan di dalam kawasan NYIA.

Kebanyakan dari ladang itu ditanami cabai, terong, hingga pohon kelapa.

Baca juga: Pedagang Sekitar Bandara NYIA Keluhkan Omzet Jeblok

Redup mimik muka Suratinah, wanita setengah baya di Dusun Kragon 2, Desa Palihan, Ke amatan Temon, Kulon Progo, Yogyakarta. Ia mengaku sedih karena panen cabainya gagal.

"Semua sudah disorong (dikupas) alat berat. Daripada (melawan), saya pilih selamatkan 1 karung cabai sebelum alat itu datang," kata Suratinah, Jumat (29/6/2018).

Sudah jatuh tertimpa tangga, Widi Sumarto, suaminya, juga pernah mengalami hal serupa.

"Dulu juga pernah mengalami seperti ini, ribuan pohon cabai, 22 pohon kelapa. Cabai itu sudah berbuah. Semua digilas, angkong sampak alat semprot, semua digilas. Tidak ada yang bisa dipakai," kata Sumarto.

"Sekarang saja ini tempat air (tandon) pecah ketimpa pohon yang dirubuhkan alat berat. Ini untuk hidup kami, mandi anak-anak, dan sehari-hari," kata Sumarto.

AP membersihkan lahan NYIA dari garapan tani seperti cabai, terong, hingga pohon kelapa. KOMPAS.com/Dani J AP membersihkan lahan NYIA dari garapan tani seperti cabai, terong, hingga pohon kelapa.
AP I bersama PP membersihkan lantas merapikan lahan itu. Pada hari pertama, mereka mengupas 13 hektar lahan. Hari Jumat ini, ada sekitar 4 hektar luasan lahan yang dirapikan.

Seperti hari sebelumnya, pembersihan lahan menyasar pohon-pohon. Mereka juga menggusur garapan tani warga, seperti kebun cabai, terong, lahan semangka, pohon kelapa, dan lainnya.

Garapan warga digusur dan bangunan-bangunan yang kosong dan rusak diambrukkan.

Banyak warga protes atas penggusuran lahan tani itu. Namun, tidak ada perlawanan berarti dari warga sepanjang proses penggusuran. Mereka terkesan pasrah.

Sofyan, salah satu warga, mendapati lokasi ia menanam semangka, cabai, kacang panjang, sudah tidak berbekas. Namun ia akan tetap bertahan dan kembali bercocok tanam.

Meskipun untuk kembali bisa hidup, akan memerlukan waktu sangat lama. Alat pompa, sumur, jaringan pemipaan, semua hilang dan butuh modal banyak. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com