Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Korupsi 2 Calon Wali Kota Malang Pengaruhi Keputusan Pemilih

Kompas.com - 28/06/2018, 09:59 WIB
Andi Hartik,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com—Sejumlah warga masyarakat Kota Malang, Jawa Timur, mengaku kasus korupsi yang menjerat dua calon wali kota di Pilkada Kota Malang 2018 mempengaruhi niat memilih mereka dan bahkan pilihannya.

"Saya hanya nyoblos (pilkada untuk) gubernur saja. (Pilkada untuk) wali kota tidak, karena masih trauma sama kejadian korupsi yang kemarin," kata Lisdya Shelly (21) salah satu warga Kota Malang yang ditemui Kompas.com di tempat pemungutan suara (TPS), Rabu (27/6/2018).

Kasus korupsi yang dimaksud adalah suap pembahasan P-APBD Kota Malang tahun anggaran 2015. Kasus itu menyeret dua calon wali kota Malang Yaqud Ananda Gudban (calon nomor urut 1) dan M Anton (calon wali kota nomor urut 2).

Kedua kandidat tersebut sudah ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karenanya, hanya Sutiaji, calon wali kota nomor urut 3 yang tidak terkena kasus korupsi.

Baca juga: Data Real Count Form C1, Sutiaji-Edi Klaim Menang di Pilkada Malang

Wahidah Rahmania, juga warga Kota Malang, bahkan memilih golput alias tak memilih satu pun kandidat.

"Karena menurut saya tidak ada yang bisa dipilih. Semuanya sama saja," katanya.

Adapun Maharzi, mengatakan, kasus korupsi yang melanda Kota Malang berpengaruh terhadap penentuan pilihannya.

Awalnya, Maharzi berniat memilih pasangan calon nomor urut 1, Yaqud Ananda Gudban-Ahmad Wanedi. Namun, kasus itu membuatnya berubah pilihan.

"Itu berpengaruh ya. Hanya saja karena pilihannya ini juga sama-sama berkasus seperti itu maka dari yang berkasus itu kita pilih mana yang paling disukai rakyat," katanya.

Namun, sikap berbeda dipilih Nanik Yuniati. Dia mengaku tetap bertahan dengan pilihan awalnya meski sang calon terkena kasus korupsi. Dia berkilah, bila pasangan yang dia pilih memenangi pilkada ini, wakil wali kota yang nanti akan mengisi kursi wali kota.

Sementara itu, sampai sejauh ini belum ada hasil real count scan C1 dari KPU Kota Malang. Kendati demikian, KPU memprediksi tingkat partisipasi pemilih meningkat.

Ketua KPU Kota Malang, Zaenudin, Rabu, mengatakan, partisipasi pemilih pada Pilkada Kota Malang pada 2013 sebesar 65 persen. Saat ini, pihaknya mentargetkan partisipasi pemilih sebanyak 70 persen.

Sementara itu, pasangan calon nomor urut 3 Sutiaji-Sofyan Edi Jarwoko mengklaim kemenangannya atas dua pasangan lainnya di Pilkada Kota Malang, Rabu malam. Pasangan ini diusung Partai Demokrat dan Golkar.

Klaim itu disebut didasarkan pada hasil real count data manual dengan penghitungan form C1, dan pesan singkat (SMS) dari saksi yang dikirimkan ke internal tim pemenangan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com