Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Karena 16 Tahun Jalan Rusak, Mayoritas Pemilih di TPS Ini Golput

Kompas.com - 27/06/2018, 21:47 WIB
Ari Widodo,
Heru Margianto

Tim Redaksi


DEMAK, KOMPAS. com - Sebagai bentuk protes atas rusaknya jalan di kampung mereka, mayoritas pemilih di TPS 12, Kelurahan Mangunjiwan, Demak, Jawa Tengah, memilih tidak menggunakan hak pilih mereka alias golput.

Dari total pemilih sebanyak 373 orang, hanya 20 orang yang datang ke TPS untuk menggunakan hak pilih mereka. Sebanyak 20 orang itu termasuk anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), pengawas TPS, dan anggota Linmas. 

"Hasil akhir penghitungan suara yang masuk di TPS 12 Mangunjiwan, Pasangan calon nomor 1 Ganjar- Yasin mendapat 13 suara, sedangkan nomor 2, Sudirman- Ida memperoleh 1 suara. Sementara 6 surat suara lainnya rusak sehingga dinyatakan tidak sah," kata Ketua KPPS Abdus Syukur di lokasi TPS 12, Rabu (27/6/2018).

Baca juga: Quick Count Pilkada Makassar, Kotak Kosong Unggul atas Calon Tunggal

Menurut Syukur, masyarakat enggan menggunakan hak pilih mereka karena kecewa. Jalan penghubung di Dukuh Karangasem dan Kebongunung, Kelurahan Mangunjiwaan rusak parah. 


Sudah lebih dari 16 tahun jalan sepanjang dua kilometer itu rusak parah. Warga hanya diberi janji-janji perbaikan jalan oleh pemerintah. Selain tak mau nyoblos, mereka juga menanam pohon di jalan.

"Kami sudah maksimal dalam melakukan sosialisasi pilkada ini," ujar Abdus Syukur.

Ketua Panwas Kabupaten Demak, Khoirul Saleh, yang melakukan monitoring pengawasan ke TPS 12 pada siang hari hanya mendapati 9 orang di TPS.

Khoirul menyarankan agar para petugas KPPS menyerukan imbauan melalui pengeras suara yang tersedia di mushola. Namun, usaha itu sia-sia. Imbauan melalui pengeras suara tak digrubris warga. TPS tetap sepi. 

Menanggapi hal ini, Komisioner KPU Demak Bambang Setiabudi menyatakan menghargai sikap masyarakat TPS 12. 

"Pilkada kan sebagai bentuk pengejawantahan kedaulatan rakyat dengan memberikan hak suara di TPS. Pilkada juga sebagai sarana atau media evaluasi terhadap kinerja pemimpin, sehingga pilihan kritis masyarakat tetap kita hargai," ungkap Bambang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com