Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/06/2018, 21:55 WIB
Irwan Nugraha,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Seorang kakek bernama Endang (75) mengaku dibayar Rp 200.000 untuk menjadi dukun dadakan oleh sekelompok orang.

Dia direkam dalam video yang belakangan diduga dijadikan kampanye hitam kepada pasangan nomor urut empat di Pilgub Jabar, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.

Pengakuannya itu muncul setelah dirinya dimintai keterangan tim sukses nomor empat dan merasa bersalah karena disuruh oleh tim sukses pasangan lain di Pilgub Jabar.

Baca juga: Survei Kompas: Megapolitan Jadi Penentu Kemenangan di Pilgub Jabar

Kakek renta yang kesehariannya sebagai pengantar wisata ziarah di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, itu merupakan warga asli setempat. Dia kaget ketika tahu video tersebut disalahgunakan.

"Saya disuruh beberapa orang warga Kota Bandung untuk jadi dukun dadakan dan dibayar Rp 200 ribu. Mereka mengaku tim sukses pasangan lain, tapi saya disuruh menyebut mendukung pasangan Deddy-Dedi di gua yang sudah banyak sesajen sambil direkam," jelas Endang saat ditemui di kediamannya, Minggu (17/6/2018).

Baca juga: Peta Terkini Pertarungan di Pilkada Jabar Versi Charta Politika

Endang menuturkan, awal mula dia bertemu dengan beberapa orang yang membayarnya di sebuah penginapan tak jauh dari rumahnya.

“Awalnya bertemu sama beberapa orang yang bukan pendukung Pak Deddy-Dedi itu di penginapan milik tetangga. Gak jauh dari sini. Mereka bilangnya mau ziarah dan minta saya antar. Ya sudah, saya antarkan,” tambah dia.

Endang (75), seorang kakek warga Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, mengakui dibayar menjadi dukun dadakan oleh tim sukses lain yang diduga kampanye hitam ke paslon nomor empat Pilgub Jabar Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Dirinya mengaku bersalah setelah video pura-pura jadi dukunnya tersebar di media sosial beberapa waktu lalu.  KOMPAS. com/IRWAN NUGRAHA Endang (75), seorang kakek warga Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, mengakui dibayar menjadi dukun dadakan oleh tim sukses lain yang diduga kampanye hitam ke paslon nomor empat Pilgub Jabar Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Dirinya mengaku bersalah setelah video pura-pura jadi dukunnya tersebar di media sosial beberapa waktu lalu.

Seusai rombongan tersebut sampai di sebuah gua di Pantai Jayanti, mereka meminta Endang untuk menjadi dukun dadakan.

Baca juga: Tim Deddy-Dedi Laporkan Video Dugaan Kampanye Hitam ke Bawaslu Jabar

Ternyata, mereka sudah menyiapkan bunga rampai, kemenyan dan kepala kambing untuk melakukan ritual. Dirinya pun disuruh memakai Iket hitam dan pakaian pangsi yang telah disiapkan oleh mereka.

“Saya tadinya gak mau pak. Tetapi saya langsung diberi uang Rp 200 ribu. Akhirnya saya lakukan saja, karena benar saya nggak tahu rekamannya nanti untuk apa. Terus terang Pak, saya tidak membawa apa-apa ke lokasi itu. Semua sudah siap begitu saja,” ujarnya polos.

Sementara itu, tim pemenangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, memandang kejadian tersebut sebagai masalah serius.

Baca juga: Bawaslu Anggap Gerakan #2019GantiPresiden Bukan Kampanye Hitam

Secara resmi, tim pun telah melaporkan video seorang dukun dengan sesajen yang menyebut dukungan ke paslon nomor empat yang tersebar di media sosial sebagai bentuk dugaan kampanye hitam kepada Bawaslu Jawa Barat.

“Jelas ini tujuannya untuk down grade kandidat kami. Kita semua orang beragama, hanya memohon kepada Allah swt. Jadi ini jelas kampanye hitam,” ungkap Sekretaris Tim Pemenangan Deddy-Dedi, MQ Iswara, di rumah kakek renta tersebut. 

Kompas TV Muhaimin dilaporkan oleh MAKI ke KPK terkait kasus korupsi di Kemenakertrans.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com