Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Rayakan Lebaran di Sawah Bareng Kakek-Nenek Pemilik Rumah Reyot

Kompas.com - 16/06/2018, 06:06 WIB
Irwan Nugraha,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

SUBANG, KOMPAS.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merayakan Lebaran di tengah sawah bersama pasangan suami istri lanjut usia pemilik rumah reyot asal Desa Karang Mukti, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, Jumat (15/6/2018).

Kakek dan nenek itu Abah Karim (67) dan Lasem (65), yang bersama ketiga cucunya tinggal di rumah berdindingkan bilik berdampingan dengan kandang domba.

Pagi harinya, Dedi bersama keluarganya merayakan Lebaran di kampung halamannya di Desa Sukadaya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang.

Seusai shalat Id, Dedi tiba-tiba didatangi tiga orang laki-laki yang memberitahukan ada keluarga tak mampu yang tinggal di gubuk reyot tengah sawah.

Ia langsung memutuskan berkunjung ke rumah kakek-nenek tersebut.

"Saya tadi ada yang beritahu ada yang hidup memprihatinkan di kecamatan berbeda tak jauh dari kampung saya. Saya bersilaturahim saja di rumah abah dan emak di sini," ujar Dedi kepada Kompas.com, Jumat malam.

Dedi harus menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam dan menyusuri pematang sawah untuk sampai ke lokasi.

Mirisnya lagi, keluarga kakek-nenek tersebut tinggal di sebuah gubuk yang berdiri di atas tanah milik orang lain untuk mengurus cucu-cucunya yang orangtuanya telah meninggal dunia.

Mereka adalah Reva (16), Adit (14) dan Deana (5).

“Saya mah hanya kuli di sini Pak. Ini domba juga punya tuan saya. Di sini, saya tinggal bareng istri dan cucu,” kata Abah Karim.

Saat di lokasi, rambut bercat pirang milik Adit, salah satu cucu Abah Karim, menarik perhatian Dedi Mulyadi.

Dia kaget karena gaya rambut itu termasuk tidak lazim digunakan anak di kampung.

Kepada Adit, dirinya memberikan nasehat bahwa membantu kakek dan neneknya bekerja adalah jauh lebih penting.

“Adit seharusnya belajar prihatin. Bantu kakek sama nenek di sini. Jangan kebanyakan gaul tidak jelas. Kamu harus rajin sekolah agar bisa mengubah nasib keluarga,” katanya.

Biaya sekolah Reva dan Adit kemudian ditanggung Dedi Mulyadi. Dia juga meminta kolega juragan ternaknya untuk memberikan beberapa domba kepada Abah Karim.

Harapannya, kakek itu tidak bergantung pada bagi hasil ternaknya dengan sang tuan. Nantinya, hasil ternak ini bisa ditabung untuk biaya pendidikan Deana.

“Abah, ini cucu Abah saya jadikan anak angkat. Saya sekolahkan sampai menjadi sarjana," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com