Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PKB Tak Teliti soal Video Cak Lontong, Parpol Pendukung Sudirman-Ida Diminta Hati-hati

Kompas.com - 14/06/2018, 17:56 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Tim Sukses Pemenangan Sudirman Said-Ida Fauziah mengaku sudah mendengar kabar viralnya video dukungan untuk pasangan Sudirman dan Ida di Pilkada Jawa Tengah yang kemudian diketahui asal dicomot.

Juru Bicara Tim Pemenangan Sudirman dan Ida, Sriyanto Saputro, menilai bahwa polemik dukungan dengan mencomot video orang lain adalah urusan internal antara Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding dan Cak Lontong.

Baca juga: Sekjen PKB Abdul Kadir Karding: Semoga Cak Lontong Berkenan Memaafkan...

Namun demikian, pihaknya meminta kepada para koalisi parpol pendukung untuk hati-hati dengan menyaring segala bentuk dukungan sebelum disampaikan ke publik.

"Kalau ternyata ilegal lebih baik para pendukung dan tim pemenangan tidak share video tersebut," ujarnya saat dihubungi, Kamis (14/6/2018)..

Sriyanto mengatakan, Karding telah meminta maaf atas postingan tersebut. Menurut dia pula, aksi itu tidak terlalu mengganggu konsentrasi dari upaya pemenangan pasangan nomor urut dua itu jelang Pilkada Jawa Tengah 2018.

"Itu tidak menggangu pemenangan," tuturnya.

Karding menuai protes karena sebelumnya mengunggah sebuah video dukungan terhadap Sudirman-Ida di akun media sosialnya.

Baca juga: Penjelasan KPU Terkait Laporan 3 Juta DPT Bermasalah di Pilkada Jateng

Belakangan diketahui, video yang memuat sosok Cak Lontong itu adalah dukungannya untuk salah satu pasangan di Pilkada Jawa Timur. Karding lalu menghapusnya dan meminta maaf atas postingan tersebut.

Saat ini, lanjut dia, tim pemenangan sedang berkonsentrasi untuk melihat potensi kecurangan dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Jateng. Menurut dia, ada potensi pemilih ganda dan invalid ditemukan sebanyak 3 juta dari 27 juta pemilih.

"Kami saat ini konsen melototi DPT yang berpotensi invalid dan ganda yang bisa membuka peluang terjadinya kecurangan. Kita tunggu action KPU utk meneliti dan mengoreksi jika benar itu ditemukan," ungkapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com