Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pasar Bandeng, Tradisi Jelang Lebaran di Gresik

Kompas.com - 14/06/2018, 10:55 WIB
Hamzah Arfah,
Reni Susanti

Tim Redaksi


Awal Mula Tradisi

Belum diketahui, kapan Pasar Bandeng di Gresik pertama kali dilaksanakan. Hanya dari beberapa cerita di masyarakat, tradisi tersebut sudah ada sejak dulu. 

“Memang ada beberapa versi cerita yang berkembang di masyarakat," ungkapnya. 

Salah satunya, pada masa Sunan Giri. Namun, Sunan Giri yang dimaksud bukan Sunan Giri Muhammad Ainul Yakin.

"Melainkan Sunan Giri keempat atau Sunan Prapen (anak keturunan Sunan Giri),” ujar budayawan dan pengamat sejarah Gresik, Kris Aji AW.

Saat itu, sambung Kris, Sunan Giri keempat atau Sunan Prapen biasa memberikan oleh-oleh kepada para santrinya yang berasal dari luar Pulau Jawa berupa bandeng, saat mereka hendak pulang ke kampung halamannya sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga: Mereka yang Rela Menanggung Rindu di Musim Mudik

Dalam versi lain yang tertuang dalam buku ‘Sang Gresik Bercerita’ oleh Dukut Imam Widodo menyebutkan, Pasar Bandeng bermula dari Syekh Djalaluddin atau lebih dikenal dengan sebutan Buyut Senggulu, keturunan dari Sunan Giri.

Buyut Senggulu berperan besar pada masa Kasunanan Giri VII sekitar tahun 1600-an.

Ia dikenal sebagai pendakwah (penyebar agama islam) di sekitaran Trate, yang berlokasi tidak jauh dari tempat yang biasa digunakan dalam pasar bandeng.

Ia memiliki tiga anak perempuan, yakni Nyai Mas, Nyai Anger, dan Nyai Werugil. Nyai Mas lantas bersuamikan Kyai Qomis Tunggulwulung, yang disebut keturunan kerajaan Islam Palembang.

Kedekatan hubungan antara Gresik dan Palembang pada zaman itu, membuat keluarga Kiai Qomis selalu bersilaturahim ke Buyut Senggulu setiap menjelang Idul Fitri. 

Banyaknya tamu yang hadir, dimanfaatkan masyarakat Gresik sebagai salah satu penghasil bandeng yang dikenal cukup lezat untuk berjualan.

Ada pula dari mereka yang menjual makanan maupun cinderamata di sepanjang jalan, yang saat ini disinyalir menjadi lokasi perhelatan pasar bandeng, Jalan Samanhudi.

“Versi lain menyebut, awal-mula pasar bandeng itu sejak zaman Belanda antara abad 18 hingga 19," tuturnya.

Saat itu, para petani tambak yang ada di Gresik secara bersama-sama mempunyai pikiran untuk berjualan bandeng.

"Karena pada saat itu yang dikenal dari Gresik ya bandeng. Tapi untuk pastinya, biar sejarah yang menjawab,” kata dia.

Kontes Bandeng

Dalam perjalanan waktu, pasar bandeng yang semula hanya berisikan aktivitas jual-beli ikan bandeng, dalam beberapa tahun terakhir dibuatkan kontes.

Kontes yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Gresik, digelar untuk menilai bandeng berukuran paling besar.

Kontes tersebut diperuntukkan khusus bagi petani tambak asli Gresik, dengan ikan bandeng yang juga dipelihara di tambak-tambak yang ada di wilayah Gresik.

Kontes tahun ini diadakan Rabu (13/6/2018) malam. Bandeng seberat 8 kilogram milik Andillah, warga Desa Sembayat, Kecamatan Manyar, Gresik, dinobatkan sebagai juara pertama dan berhak atas hadiah uang tunai Rp15 juta.

Sementara tahun lalu, bandeng seberat 9,5 kilogram milik Ali Huda dari Desa Tanjungwidoro, Mengare, Kecamatan Bungah, Gresik, ditetapkan sebagai juara pertama.

Sedangkan pada kontes 2016, bandeng berbobot 6,05 kilogram milik Arif yang juga warga Desa Tanjungwidoro tampil sebagai juara pertama.

Kompas TV Penjualan bandeng murah diadakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com