Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Masa Jabatan, Aher Pamit ke Tetangga

Kompas.com - 14/06/2018, 08:54 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Masa jabatan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berakhir. Pria yang biasa disapa Aher ini telah 10 tahun memimpin provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia ini.

Di akhir masa jabatan, Aher berpamitan dengan banyak pihak. Mulai dari para pejabat, petugas Kamdal, Satpam, Cleaning Service Gedung Sate, hingga tetangganya di rumah dinasnya, Gedung Pakuan.

Ditemani sang isteri Netty Heryawan, menerima ratusan warga RT 01 RW 01 Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, yang tak lain adalah tetangganya.

Mereka berpamitan dalam balutan acara buka puasa bersama di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandinata No 1, Kota Bandung.

Baca juga: Bripka Wawan, Polisi yang Fotonya Viral Saat Tertidur Setelah Bertugas di Tol Cipali

Dalam pertemuan itu, Aher mengisahkan awal dirinya tinggal di Gedung Pakuan setelah dirinya dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat Periode 2008-2013, Jumat (13/6/2008).

Ketika itu, malam pertama Aher di Gedung Pakuan dilaluinya seorang diri tanpa istri dan anak-anaknya.

“Jumat sore saya ke sini (Gedung Pakuan) menginap di sini sendirian. Karena Ibu (istri) dan anak-anak masih di Jakarta. Besok paginya ibu dan anak-anak baru ke sini,” cerita Aher dalam rilisnya, Kamis (14/6/2018).

Tak menunggu lama, ketika itu sebagai warga baru di Babakan Ciamis, Aher dan keluarga langsung bersilaturahim dengan warga sekitar.

“Hari minggu paginya waktu itu saya berkeliling-keliling bertemu masyarakat di sini. Mereka (warga sekitar Pakuan) cukup kaget karena artinya baru hari pertama saya sudah keliling-keliling bertemu warga,” tutur Aher.

“Saya katakan (kepada warga) bahwa kewajiban, bagaimanapun ini Gedung Negara, Rumah Dinas tentu punya tetangga. Yang pling pertama harus saya sapa tentu adalah tetangga paling dekat, yaitu rumah sekitar Pakuan ini,” kisah Aher.

Baca juga: Masa Jabatan Aher Habis, Sekda Jabar Iwa Karniwa Jabat Plh Gubernur

Aher mengaku, selama 10 tahun menjadi Gubernur dirinya tak pernah sekalipun keluar atau pindah dari Gedung Pakuan.

Setelah tak lagi menjabat sebagai Gubernur, Aher akan tetap tinggal di Bandung. Namun, Aher dan keluarga untuk sementara akan mengontrak rumah hingga rumah barunya di daerah Pasir Impun, Kabupaten Bandung, selesai dibangun.

“Kita putuskan untuk tinggal saja di Bandung. Tapi saat memutuskan untuk tinggal di Bandung buat rumahnya terlambat, sehingga sampai hari ini belum selesai,” kata Aher.

Tokoh Masyarakat sekaligus Ketua DKM Masjid Al Khoir RT 01 RW 01 Kelurahan Babakan Ciamis, Sumur Bandung, Dudung Abdullah mengucapkan terima kasihnya kepada Aher dan keluarga.

Baca juga: Aher: Kampus IPB di Sukabumi Sesuai Tuntutan Jaman Milenial

Sebagai seorang pejabat negara, kata Dudung, Aher tetap bisa menjaga hubungan baik dengan tetangga terdekatnya.

“Terima kasih kepada Bapak Gubernur, yang benar-benar memerhatikan kami sebagai tetangga yang paling dekat, baik melalui moment Idul Fitri, Idul Adha, dan lain sebagainya. Termasuk dalam program bedah rumah juga,” tukas Dudung.

“Kebaikan yang Bapak Gubernur berikan kepada kami, tidak ternilai harganya. Kami ucapkan terima kasih,” imbuhnya.

Dudung dan warga pun berharap, Gubernur pengganti Aher mendatang sikap dan sifatnya sama dengan seorang Ahmad Heryawan. “Akan kedekatan dengan kita, dengan warganya dan segala macamnya,” pungkas Dudung.

Kompas TV Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, mengunjungi Kantor Kelurahan Kalibaru, Bekasi, Jawa Barat, yang menjadi posko pengungsian warga korban banjir, Aher juga memberikan bantuan dengan membangun kolam retensi dan mengaktifkan mesin pompa air. Dalam tinjauannya, Gubernur Ahmad Heryawan Menjelaskan, Provinsi Jawa Barat bersama dengan pemerintah Kota Bekasi, bersinergi untuk melakukan antisipasi bencana banjir. Selama 4 hari, beberapa pemukiman dan jalan utama di Kota Bekasi dikepung banjir akibat derasnya hujan dan meluapnya aliran kali sungai bahkan, tanggul di Perumahan Harapan Baru 2 jebol akibat tidak kuat menahan debit air yang tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com