Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian Kesehatan Waspadai Virus Penyakit Menular yang Dibawa Pemudik

Kompas.com - 12/06/2018, 21:23 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mewaspadai penyebaran beberapa virus penyakit menular yang berpotensi dibawa oleh pemudik. Terutama pemudik yang datang dari luar negeri.

Pasalnya, ada beberapa penyakit menular yang saat ini sedang terjadi dan mewabah di negara lain. Seperti virus penyakit Ebola di Afrika, Demam Lassa di India, Coronavirus (SARS) di Jepang dan penyakit seperti Campak di Inggris.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Anung Sugihantono ketika meninjau pos kesehatan (poskes) angkutan Lebaran di Stasiun Solo Balapan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (12/6/2018).

"Kita menaruh perhatian kepada mereka-mereka (pemudik) yang terbang dari daerah terjangkit virus penyakit menular tersebut," katanya. 

Baca juga: Alhamdulillah, Surabaya-Solo 4 Jam, Biasanya 6-7 Jam...

Disamping dari luar negeri, pihaknya juga mewaspadai penyakit menular dari dalam negeri. Khususnya di daerah endemis penyakit malaria. Misalnya, dari daerah Papua.

"Papua ini daerahnya masih belum bebas penyakit malaria. Juga pemudik yang tujuannya Purworejo, Kutoarjo, dan Kebumen yang kita tahu di situ masih juga terdapat Nyamuk Anopheles yang memungkinkan penularan," ungkap dia.

Sementara untuk mengantisipasi penularan penyakit itu, Kemenkes telah menyiapkan pos keaehatan di pelabuhan bagi pemudik yang mudik melalui jalur laut (kapal). Sedang pemudik yang menggunakan angkutan udara telah disiapkan thermoscan.

"Jadi, nanti kalau ada (pemudik) yang panas yang kita periksa selektif," terang dia.

Baca juga: ASN Penyebar Meme Presiden Jadi Pengemis, Dikenai Wajib Lapor

Selama masa angkutan Lebaran 2018, telah ditemukan dua pasien pemudik yang diduga terjangkit penyakit malaria. Mereka berasal dari Semarang dan Surabaya.

"Itu baru kecurigaan (terjangkit penyakit malaria). Tapi hasil dari laboratoriumnya belum," papar Anung.

Kompas TV Simak liputan langsung Jurnalis KompasTV Winda Anggraeny berikut ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com