Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMP Nekat Panjat Menara karena Tidak Naik Kelas

Kompas.com - 09/06/2018, 20:33 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Seorang siswa sebuah SMP di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, nekat memanjat menara setinggi 44 meter, Sabtu (9/6/2018). Penyebabnya, diduga pelajar tersebut depresi karena tinggal kelas.

Pelajar berinisial AR (15), warga Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, itu akhirnya bersedia turun dari menara yang berada di Desa Kawedusan, Kecamatan Plosoklaten, setelah dibujuk oleh warga dan neneknya.

"Pelaku turun dengan selamat," ujar Kepala Sub Bagian Humas Polres Kediri, Ajun Komisaris Setijo Budi, Sabtu.

Setijo membenarkan bahwa siswa SMP ini memanjat menara karena kecewa tidak naik kelas.

Informasi yang dihimpun, AR Sabtu pagi mendatangi sekolahnya di SMPN 1 Plosoklaten untuk menerima rapot yang dibagikan sekolahnya.

Sayangnya, nilai dalam rapotnya itu cukup mengecewakan. Bahkan karena nilai yang buruk itu pula, dia harus mengulang kelas di bangku kelas VII. Ini yang diduga membuat dirinya langsung depresi.

Baca juga: Kasus Pembobolan Soal UNBK, Polisi Bakal Periksa 7 Siswa SMP

Seusai menerima rapot itu, AR melenggang pergi jalan kaki meninggalkan sekolahnya. Seorang warga sempat memergoki AR hampir tertabrak truk saat menyeberang jalan.

"Pas nyebrang mau ke toko sini, hampir tertabrak truk," ujar Yuni, pemilik toko kepada wartawan.

Yuni sempat menasihati AR agar berhat-hati. Pada toko milik Yuni itu pula AR menitipkan tas sekolah dan hasduk kelengkapan seragam pramukanya. Setelah itu, AR pergi hingga kemudian diketahui memanjat menara yang berada di pinggir jalan.

Warga yang mengetahui hal itu sempat membujuknya turun namun AR tak meresponsnya. Warga juga sempat memasang terpal lebar di bagian bawah tower untuk berjaga-jaga dari hal yang tidak diinginkan.

Keluarganya yang datang dibantu warga melakukan banyak hal untuk membujuk AR agar segera turun dari menara. Bahkan warga juga memberikan iming-iming uang sebanyak Rp 500.000 agar AR mengurungkan niatnya.

Baca juga: Berharap Ujian Lancar, Siswa SMP di Ungaran Lakukan Shalat Duha Bersama

AR akhirnya menuruti bujukan itu dan mengakhiri drama yang dibuatnya. Usai turun, AR segera dilarikan ke puskesmas untuk pemeriksaan fisiknya lalu diantar petugas pulang ke rumahnya.

Kompas TV Minyak sintetis dari hasil pembakaran sampah bisa jadi minyak tanah, bensin premium, dan solar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com