Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aher Klaim Jabar Paling Berhasil Salurkan Dana Bergulir

Kompas.com - 09/06/2018, 08:49 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Untuk membantu melepaskan masyarakat dari jerat rentenir, 2011 lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Bank BJB mengeluarkan Kredit Cinta Rakyat (KCR).

Hingga akhir Maret 2018, penyerapan dana KCR di Jabar mencapai Rp 557 miliar yang diberikan kepada 16.403 pelaku UMKM. Adapun penyerapan tenaga kerja mencapai 37.832 orang.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan, program KCR menjadi program dana bergulir dari pemerintah yang paling berhasil.

"Paling berhasil karena dapat kembali utuh 100 persen tanpa ada kredit macet," tuturnya kepada Kompas.com, Jumat (8/6/2018).

Baca juga: Bupati Karawang Ancam Cabut Izin Koperasi yang Berpraktik ala Rentenir

Aher menuturkan, KCR bergulir sejak 2011. Saat itu, bunga yang diterapkan 8,3 persen dengan plafon maksimal Rp 50 juta.

Hingga 2018, bunga KCR bisa diturunkan menjadi 5,9 persen. Adapun batas maksimal pinjaman naik menjadi Rp 100 juta.

Dana tersebut sudah dikembalikan ke kas Pemprov Jabar. Pengembalian tahap I sebesar Rp 165 miliar pada Desember 2016. Pengembalian tahap II Rp 50 miliar pada Juni 2018.

Kemudian pengembalian tahap III akan berakhir Desember 2018 sebesar Rp 20 miliar. Tahap IV pada September 2019, dan tahap V November 2020 sebesar Rp 50 miliar.

"Dana bergulir itu dikembalikan ke kas Pemprov Jabar, kemudian digulirkan kembali untuk membantu masyarakat menjadi wirausaha baru selanjutnya," tuturnya.

Baca juga: Rentenir Pun Takut Masuk ke Dusun di Yogyakarta Ini

Senior Vice President Divisi Corporate Secretary Bank BJB, Hakim Putratama mengatakan, penyaluran KCR dilaksanakan melalui lima tahapan dengan total Rp 385 miliar.

Pihaknya tidak hanya memberikan kredit namun juga melakukan pendampingan dan pelatihan melalui program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (Pesat).

Jerat Rentenir

Salah satu pelaku usaha, Ani (42) mengaku terbantu KCR. Ia memiliki usaha mikro di bidang fesyen.

Dulu, ia kerap meminjam ke rentenir untuk menambah modal ketika ada pesanan cukup banyak.

"Tapi artos untungna mung cekap keur emam, soalna bungana ageung pisan dugi ka 20 persen (tapi keuntunganna hanya cukup untuk makan, karena bunganya besar sekali sampai 20 persen)," tuturnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com