Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Salatiga-Surakarta Fungsional, Bupati Semarang Jamin Usaha Kuliner Tak Sepi

Kompas.com - 08/06/2018, 06:52 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Bupati Semarang Mundjirin memahami kekhawatiran para pelaku usaha kuliner di sepanjang jalan Ungaran hingga Salatiga akan mengalami penurunan omset, menyusul fungsionalisasi ruas tol Salatiga-Surakarta.

Seperti diketahui, ruas tol sepanjang 32,24 kilometer ini rencananya akan fungsional pada Jumat (8/6/2018) untuk memperlancar arus mudik lebaran 2018.

Tol fungsional berarti tol ini sudah bisa dilintasi, namun belum dilengkapi sarana pendukung.

"Memang ada beberapa tepat seperti (Lebaran) tahun kemarin, di daerah Tuntang waktu itu belum jadi. Ternyata juga aman," kata Mundjirin, Kamis (7/6/2018) malam.

Mundjirin mengungkapkan sejumlah alasan agar para pelaku usaha kuliner, seperti warung makan atau restoran tidak terlampau mengkhawatirkan fungsionalisasi ruas tol Salatiga-Surakarta ini.

Baca juga: Warga Kemetul Blokade Proyek Tol Salatiga-Boyolali

 

Pertama, bahwa fungsionalisasi tol Salatiga-Surakarta ini baru satu arah dan hanya pada siang hari, yakni pada pukul 06.00 WIB sampai sore hari pukul 17.00 WIB. Selain itu

"Kalau para pemudik ini agak ngantuk-ngantuk, atau orangnya laper, diimbau jangan lewat jalan tyol. Lewat jalan raya saja karena di situ banyak penjual makanan," ujarnya.

Kedua, banyak para pemudik ini adalah warga Kabupaten Semarang, yang pulang dari perantauan ingin merayakan lebaran di kampung halaman.

Sehingga ketika sampai di kampung halamnnya, mereka akan membelanjakan uangnya di daerahnya.

"Para pedagang enggak usah kawatir enggak kelewat pemudik karena pada lewat tol. Karena orang mudik itu kan mulai ada dari Jakarta-Semarang, Jakarta-Tuntang, Jakarta-Salatiga. Jadi tidak hanya mengharapkan orang yang lewat saja, tapi juga kedatangan penduduk yang baru pulang mudik," lanjutnya. 

Baca juga: Viral, Foto Gerbang Tol Salatiga dengan Latar Belakang Gunung Merbabu

Ketiga, kata Mundjirin, jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi sepeda motor diperkirakan masih banyak. Bahkan jumlahnya lebih banyak daripada yang menggunakan kendaraan roda empat.

"Yang lewat jalan tol kan tidak semua. Sepeda motor kan lewat jalan reguler, malaj lebih banyak lagi," tandasnya.

Melihat sejumlah analisa tersebut, Mundjirin yakin para pedagang tidak akan mengalami penurunan omzet yang berarti.

"Saya kira tidak akan kesulitan untuk lakunya itu. Ya doakan saja," imbuhnya.

Kadaluwarsa

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com