Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Erupsi Merapi Tak Eksplosif, Lelehan Magma Akan Mengarah ke Kali Gendol

Kompas.com - 07/06/2018, 09:11 WIB
Wijaya Kusuma,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memprediksi sejumlah skenario proses keluarnya magma dari dalam Gunung Merapi atau erupsi magmatik. 

Menurut BPPTKG, erupsi merapi ke depan akan lebih condong pada proses keluarnya magma ke permukaan dengan cara meleleh (efusif) ketimbang dengan letusan (eksplosif). 

Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan, skenario-skenario erupsi Merapi ini sudah disampaikan dan disosialisasikan ke Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) serta pihak terkait lainnya. 

Baca juga: Erupsi Merapi Diperkirakan Efusif, Bukan Eksplosif Seperti Tahun 2010

Menurut Hanik, erupsi gunung Merapi ke depan dilihat dari gejala-gejala yang ada akan cenderung mengarah ke efusif. 

"Erupsi berikutnya, skenarionya cenderung efusif (lelehan magma akan) mengarah ke Kali Gendol, ada kemungkinan juga mengarah ke Barat, Barat laut. Itu sudah kami perhitungkan," tegas Hanik saat jumpa pers di Yogyakarta, Rabu (6/6/2018).

Seperti diketahui, Gunung Merapi kembali mengalami erupsi pada Jumat (11/5/2018). Erupsi terjadi sekitar pukul 07.50 WIB.

Baca juga: BPPTKG Tegaskan Status Merapi Masih Waspada

Operator Pusadalops BPDB Magelang Kristian yang dihubungi Kompas.com mengatakan, letusan yang terjadi di Gunung Merapi adalah freatik, yaitu letusan gas atau embusan asap dan material yang dipicu oleh tekanan gas yang berada di bawah permukaan.

Sampai dengan saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi di level Waspada. Artinya, dalam radius 3 kilometer dari puncak gunung Merapi masih harus steril dari aktivitas. 

Baca juga: INFOGRAFIK: Merapi Meletus 11 Mei 2018

Kompas TV Aktivitas vulkanik Gunung Merapi, Sabtu (2/6) pagi, kembali normal. Sementara itu, kegiatan wisata di gunung merapi yang sempat ditutup kembali dibuka.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com