Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ampas Tebu "Disulap" Jadi Papan Bahan Baku Furnitur, Bagaimana Prosesnya?

Kompas.com - 06/06/2018, 11:58 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kreativitas dan inovasi tanpa henti pasti akan menghasilkan sesuatu yang tak diperkirakan.

Siapa sangka ampas perasan tebu bisa "disulap" menjadi produk berdaya guna?

Ternyata bisa. PTPN XI Jawa Timur membuktikannya. 

Ampas sisa perasan tebu  diolah kembali menjadi barang berkualitas dan memiliki nilai jual, misalnya diolah menjadi papan partikel.

Papan partikel ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai macam barang furnitur, misalnya meja dan rak.

Peneliti di PTPN XI Karina Innasyifa mengatakan, produk ini tercipta setelah awalnya ada keinginan untuk mengolah limbah tebu menjadi sesuatu yang bernilai guna dan nilai jual.

“Selama ini limbah ampas tebu ini belum banyak dimanfaatkan, hanya untuk bahan bakar abu kethel saja. Selebihnya limbah menumpuk,” kata Karina kepada Kompas.com, Selasa (5/6/2018).

Baca juga: 3 Siswa MTs Ciptakan Obat Anti-nyamuk dari Daun Kemangi dan Ampas Tebu

Karina, anggota tim peneliti Puslit PTPN XI, Sukosari, Lumajang, Jawa Timur. Dok. Pribadi Karina, anggota tim peneliti Puslit PTPN XI, Sukosari, Lumajang, Jawa Timur.
Batang tebu yang digiling dan diambil airnya untuk pembuatan gula menyisakan 35-40 persen ampas dari berat total sebelumnya.

Sebagian ampas sisa tersebut sudah dimanfaatkan untuk membuat bahan bakar industri dalam pembuatan gula. Sebagian sisanya, dibiarkan menjadi limbah.

Untuk membuat papan partikel dari ampas tebu, digunakan pula limbah plastik PP (Polypropylene) dan ban bekas untuk dijadikan sebagai bahan perekat papan.

Kedua limbah tersebut dihaluskan, kemudian diolah dan di-press menggunakan alat khusus untuk menjadi papan partikel.

Bahan-bahan limbah ini sangat mudah didapatkan, mengingat luasnya lahan tebu dan banyaknya jumlah sampah plastik.

Demikian pula untuk mendapatkan limbah ban bekas. Tak sulit, karena jumlah unit kendaraan bermotor di Indonesia yang semakin meningkat.

“Berdasar data yang saya dapat, Indonesia ada di posisi kedua penghasil limbah plastik PP terbesar di dunia, setelah China. Untuk jumlah kendaraan bermotor juga selalu meningkat tiap tahunnya, limbah ban kendaraan bermotor ini sangat melimpah,” ujar Karina.

Ban bekas dicacah atau digiling hingga menjadi serbuk karet dan setelah diolah dapat dijadikan sebagai perekat papan partikel yang akan dibuat.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com