Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jenang Kudus Itu Sangat Potensial, Harus Go International"

Kompas.com - 05/06/2018, 12:19 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KUDUS, KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Mohammad Nasir berharap bahwa jenang, kuliner lokal khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah bisa mendunia. 

Untuk go international, lanjut dia, kementerian akan mendorong optimalisasi kualitas produk dan pemasaran yang memenuhi standar ekspor melalui proses sentuhan teknologi.

"Kami akan berupaya agar jenang diekspor hingga luar negeri. Jenang itu sangat potensial. Makanan khas Indonesia, khususnya Kudus. Semisal bertahan 6 bulan, bagaimana caranya bisa bertahan 1 tahun atau 2 tahun," kata Nasir di gerai jenang Mubarokfood Jalan Sunan Muria 33A Kudus, Jateng, Sabtu (2/6/2018).

Nasir menyebutkan, dengan menambah durasi masa bertahan jenang, tentunya juga diimbangi dengan peningkatan kualitas produk yang layak konsumsi.

Selain itu, mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini juga akan memperbaiki cara pengemasan produk. 

"Jadi, diperhatikan untuk cutting manual. Apakah ada ukuran tertentu untuk setiap potongan jenang. Ini standardisasi penting untuk produk ekspor," ucapnya.

Menurut Nasir, para pelaku usaha jenang juga akan dibekali peningkatan kualitas kemampuan untuk memenuhi standardisasi dunia.

"Jangan sampai dalam standardisasi dunia akan bermasalah. Istilahnya juru masak yang bagus jika tidak punya standar akhirnya tidak bisa masuk dunia. Masakan Jepang, Thailand standardisasinya jelas. Produk jenang harus bisa masuk standardisasi dunia," kata Nasir.

Nasir mengatakan, pemerintah telah mengembangkan teknologi bernama Iradiator Gamma Merah di Puspitek Serpong, Tangsel, Banten. Dengan teknologi ini, produk dalam negeri yang akan diekspor bisa lebih tahan lama dengan pengemasan yang memadai.

"Masyarakat bisa memasukkan produk UMKM dalam skala besar dengan pengemasan baik dan masa berlaku bisa lama," ujarnya.

Dirut PT Mubarok Food Cipta Delicia Muhammad Hilmy menyambut baik langkah inovasi dari Menristekdikti. Sejauh ini, dari segi produk, jenangnya memang sudah lolos diversifikasi. Hanya saja, mereka akan mengevaluasi lagi produknya untuk bisa diterima hingga tingkat internasional. 

"Jenang kami selama ini hanya bertahan 6 bulan. Pengusaha memang harus berinovasi. Semoga teknologi Iradiator Gamma merah bisa ada di Jawa Tengah karena untuk menuju Banten jauh," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com