Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKSDA Tangkap Macan Tutul yang Terperangkap Dalam Kandang Unggas Warga

Kompas.com - 05/06/2018, 11:26 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Seekor macan tutul jawa (Panthera pardus melas) atau macan kumbang terlihat masuk ke pemukiman warga.

Macan tutul muda tersebut memangsa unggas peliharaan salah satu warga di kampung Ciruntah, Desa Cihideung, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung.

"Macan ini turun dua hari lalu, berasal dari kawasan Gunung Tilu," jelas Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sustyo Iriono di Kantor BKSDA, Senin (4/6/2018).

Macan tutul jantan berumur 1,5 tahun dengan berat 25 kilogram (kg) itu ditemukan saat berada di dalam kandang unggas milik warga pada Minggu (3/6/2018) sekira pukul 20.10 WIB.

Baca juga: Rektor Universitas Riau: Kami Akui Kecolongan...

Menurut Sustyo, macan ini diperkirakan masuk dan terperangkap dalam kandang unggas pada malam hari sebelumnya, dan telah memangsa tiga ekor ayam, dan dua ekor mentok.

"Satwa ini masuk dari atas gunung, dan terperangkap di kandang unggas. Selama di dalam kandang itu dia makan ayam dan mentok dalam satu hari satu malam. Dia ini sedang belajar cari mangsa sendiri," kata Sustyo.

Berdasarkan laporan pengaduan tersebut, Tim Gugus Tugas Evakuasi dan Penyelamatan BBKSDA Jawa Barat yang dibantu personil yang berbekal peralatan senapan bius dari Kebun Binatang Bandung langsung meluncur menuju ke lokasi kejadian.

Tim gabungan tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 23.15 WIB. Setelah meminta keterangan secukupnya dari warga dan sambil mempersiapkan peralatan (kandang dan senjata bius).

Baca juga: Satu Pengendara Motor yang Tabrak Kapolsek Jadi Tersangka Narkoba

Tim gabungan langsung bergerak dengan terlebih dahulu memastikan pemblokiran kandang unggas untuk melakukan penangkapan dengan metode penembakan bius.

"Tim berhasil melumpuhkan satwa macan tutul sekitar pukul 00.15 WIB dan langsung dilakukan identifikasi secukupnya sebelum dimasukan dalam kandang evakuasi yang telah dipersiapkan," jelasnya.

Mengakhiri proses evakuasi satwa, Tim Gugus Tugas telah memberikan ganti rugi seharga lima ekor unggas yang telah dimangsa oleh macan tutul tersebut.

Sustyo memastikan bahwa, kemunculan satwa yang berasal dari kawasan hutan cagar alam Gunung Tilu itu bukan karena terganggunya habitat macan di lingkungannya, melainkan macan muda ini terpisah dari kelompoknya dan tengah belajar berburu sendiri.

Baca juga: Oknum Guru Agama Cabuli Tiga Santrinya, Gunakan Modus Jadi Pacar

"Kalau Gunung Tilu penutupan vegetasinya 90 persen, ketersediaan mangsanya tidak terganggu oleh manusia atau top predator. Jadi gangguan lingkungan tidak ada," jelasnya.

"Paling terjadi keterpisahan kelompok. Apabila ada pejantan tangguh yang mau membuat kelompok sendiri biasanya ada ganguan di kelompok itu sendiri. Keluarnya macan muda ini karena dia mulai mencari mangsa sendiri, dia terpisah (dari kelompoknya)," imbuhnya.

Tim Gabungan membawa macan tutul tersebut ke kantor Bidang Wilayah II - BBKSDA Jawa Barat di Soreang dan memindahkannya ke dalam kandang transit.

Rencananya, besok Rabu (6/6/2018) setelah dilakukan indentifikasi dan pemeriksaan kesehatan terhadap satwa tersebut, apabila kondisinya memungkinkan akan langsung dilakukan pelepasliaran kembali ke habitatnya.

Baca juga: Bupati di Purbalingga Ditangkap KPK, DPRD Gelar Rapat Internal

"Ini harus cepat dilepasliarkan kembali, jangan sampai naluri liarnya hilang," jelasnya.

Saat ini macan tersebut berada di Kebun binatang Bandung untuk mendapatkan perawatan sementara hingga kondisinya kembali pulih pasca pembiusan pada saat penangkapan.

"Macan ke kebun binatang Bandung. Nanti dua sampai tiga hari kondisinya sudah membaik lngsung dilepasliarkan," pungkasnya.

Kompas TV Dua orang anak luka sebelum akhirnya macan berhasil ditangkap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com