Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor Universitas Riau: Kami Akui Kecolongan...

Kompas.com - 05/06/2018, 08:00 WIB
Idon Tanjung,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Evaluasi kegiatan mahasiswa

Rektor juga mengatakan, pihak universitas akan berkoordinasi dengan seluruh fakultas untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan mahasiswa maupun civitas akademika.

"Untuk kegiatan di homestay, ke depannya akan kami evaluasi. Kalau ada kegiatan, baik mahasiswa mampu civitas akademika, kami akan terus pantau. Kalau perlu rehabilitasi kode etik yang ada," ucapnya setelah deklarasi antiterorisme di halaman gedung rektorat Universitas Riau, Senin.

Baca juga: Rencana Teror Bom untuk DPR dan DPRD Riau dari Gelanggang Mahasiswa

Menurut dia, gelanggang mahasiswa yang menjadi tempat perakitan bom terduga teroris merupakan milik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip. Selama ini, gelanggang mahasiswa cukup ramai digunakan untuk berbagai kegiatan.

"Selama ini memang kami akui, ada orang keluar masuk tidak terdata. Di situ juga ada homestay Mapala digunakan untuk nginap. Dan kenapa mereka masuk ke kampus, mungkin ada hubungan senior dan junior yang masih berlangsung," tutur Aras.

Oleh sebab itu, pihak universitas akan mengkaji lebih dalam kejadian ini supaya tidak tumbuh bibit terorisme di lingkungan kampus.

"Kami akan pelajari sampai ke akar-akarnya. Semoga ini tidak terulang lagi. dan kami harap enggak ada mahasiswa aktif di dalam (jaringan teroris) ini," tutur Aras.

Sebelumnya, Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri dan Polda Riau menangkap tiga terduga teroris di salah satu homestay di kawasan Universitas Riau, Sabtu (2/6/2018).

Dari penangkapan tersebut, petugas juga menyita bom rakitan siap ledak. Rencananya, bom akan diledakkan di kantor DPRD Riau dan DPR RI.

Ketiga terduga teroris adalah alumni dari kampus tersebut. Mereka merakit bom lebih kurang selama satu bulan di gelanggang mahasiswa di kawasan FISIP Universitas Riau.

Baca juga: Disita, Buku Paramiliter dan Video ISIS dari Terduga Teroris Universitas Riau

Tak hanya itu, berdasarkan hasil pengembangan, polisi juga menyita buku paramiliter dan video dari ISIS milik tersangka Jack.

Dari hasil penyidikan, Jack diketahui terlibat dengan jaringan terduga teroris yang melakukan penyerangan di Polda Riau. Jack diduga termasuk dalam sel Jemaah Ansharut Daulah (JAD).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com