PONTIANAK, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan investigasi terkait peristiwa candaan soal bom yang terjadi di dalam pesawat Lion Air JT687 tujuan Pontianak-Jakarta pada Senin (28/5/2018) yang lalu.
Hal tersebut disampaikan Ketua BEM Fisip Untan Adi Afrianto saat menggelar aksi solidaritas untuk Frantinus Nirigi bersama ratusan mahasiswa Fisip di Bundaran Digulis, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kamis (30/5/2018).
Frantinus Nirigi merupakan alumni Fisip Untan yang diwisuda pada Mei 2018.
Adi mengatakan, pihak BEM Fisip menilai, kasus candaan soal bom (bomb joke) yang menyeret Frantinus hingga ditetapkan sebagai tersangka tidak lebih sebagai bentuk arogansi dari pihak maskapai.
"Untuk itu kami meminta kepada pihak Kementerian Perhubungan untuk melakukan investigasi independen secara menyeluruh tentang peristiwa dugaan bomb joke oleh Frantinus Nirigi, serta mewajibkan pihak tersebut mengumumkan hasil investigasi mereka ke publik secepat-cepatnya," ujar Adi.
Baca juga: Bercanda soal Bom di Pesawat, Frantinus Narigi Minta Maaf
Adi juga meminta Lion Air bertanggung jawab sepenuhnya atas peristiwa kepanikan yang terjadi di atas pesawat hingga muncul jatuh korban luka.
"Insiden kepanikan yang mengakibatkan sejumlah penumpang terluka dan dirawat adalah disebabkan lemahnya pengendalian petugas di dalam pesawat saat melakukan evakuasi serta penanganannya," ungkapnya.
BEM Fisip, sebut Adi juga mendesak kepolisian dan pejabat berwenang melakukan pemeriksaan mendalam. Khususnya kepada para petugas di dalam pesawat seperti pramugari dan pilot yang telah mengambil tindakan evakuasi yang berakibat kepanikan penumpang.
"Karena berdasarkan keterangan hampir semua media, barang bawaan saudara kami Frantinus Nirigi telah diperiksa dan dikembalikan ke dalam pesawat," katanya.
Baca juga: Suasana Sebelum Terjadi Kepanikan di Dalam Pesawat Lion Air akibat Isu Bom
BEM Fisip juga meyakini bahwa Frantinus Nirigi tidak pernah berteriak bom di dalam pesawat.
"Insiden kepanikan penumpang yang terjadi setelahnya adalah kekeliruan petugas di dalam pesawat saat menjalankan SOP," pungkasnya.