Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluar dari Penerima Bantuan Kemensos, Nur Pilih Jualan Jagung Goreng Keliling

Kompas.com - 31/05/2018, 11:29 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Nur Sofiyah, memilih untuk keluar dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang digagas Kementerian Sosial (Kemensos) RI.

Warga Dusun Losari, Desa Pagergunung, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu merasa sudah mandiri meskipun hanya berjualan marning (jagung goreng).

"Saya memutuskan untuk keluarga dari PKH, karena saya sudah mandiri, masih banyak ibu-ibu yang lebih membutuhkan (bantuan) PKH ini," ujar Nur, dalam forum Bimbingan Pemantapan SDM Pelaksana PKH tahun 2018 di Hotel Atria, Kota Magelang, Rabu (30/5/2018) sore.

Nur tercatat sebagai anggota KPM di wilayahnya sejak 2017. Selama itu Nur mendapat bantuan dana Rp 1.890.000 per tahun.

Kemudian, Nur membuat usaha kecil-kecilan dengan membuat jagung goreng yang dikemas lalu dijual keliling dari pasar ke pasar. Jagung Nur ternyata banyak diminati. Pelanggannya semakin bertambah.

Baca juga: Tangis Dedit Pecah Setelah Sadar Jasad di Hadapannya Adalah Anak dan Istrinya

Kegigihan dan keuletannya membuat usahanya berkembang. Kini ia memiliki sejumlah perkerja yang membantunya memproduksi jagung goreng.

"Saya ingin memberi contoh kepada ibu-ibu lainnya, untuk bekerja mandiri, jangan selalu menggantungkan pada bantuan," ucapnya.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat sangat mengapresiasi peserta PKH yang memilih keluar dan tidak lagi menerima bantuan sosial. Mereka memberi teladan sebagai keluarga lainnya supaya lebih inovatif dan kreatif.

"Kami mengapresiasi peserta PKH yang keluar untuk mandiri. Karena masih banyak peserta yang sebetulnya mereka mampu tapi tidak mampu secara sikap dan mental, mereka tidak siap untuk keluar," katanya.

Keberhasilan program PKH tidak lepas dari kerja penamping PKH yang memiliki kontribusi dalam pengurangan kemiskinan dan kesenjangan. Dua dekade terakhir angka kemiskinan berkurang 1,2 juta pada posisi 10,12 persen per September 2017.

Harry menyebut, berdasar data BPS, berkurangnya angka kemiskinan 1,2 juta itu merupakan dampak langsung dari dari PKH yang berintegrasi dengan program rastra (beras sejahtera).

Baca juga: Usai Bilang Ada Bom, FN Menunduk dan Minta Maaf ke Pramugari Lion Air

Dia meminta Pendamping harus terus berupaya keras, memberi motivasi, memastikan anggota PKH mendapatkan fasilitas pemerintah, termasuk memastikan sumber daya manusia (SDM) anggota PKH mampu mengembangkan produktivitas.

"Ini tugas para pendamping untuk mendorong keluarga agar tidak hanya meningkatkan daya beli, tapi juga berkualitas dan kreatif," tandas Harry.

Pihaknya meminta pendamping PKH juga mengenalkan produk-produk jasa keuangan bagi yang membutuhkan bantuan modal.

"Ke depan mereka tidak sedekar jualan 'marning' tapi jadi juragan jagung. Lalu yang jualan baju bisa punya konveksi. Maka perlu juga dikenalkan produk-produk jasa keuangan," ungkapnya.

Kompas TV Kemensos Salurkan Rp 1,3 Miliar untuk Longsor di Ponorogo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com