Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Jalan Menjadi Dalang di Gunungkidul (2)

Kompas.com - 30/05/2018, 21:58 WIB
Markus Yuwono,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Jangan khawatir dalang akan habis. Setidaknya, itu yang dijamin oleh Gunungkidul.

Animo anak muda yang tinggi untuk belajar wayang saat ini menepis kekhawatiran dahulu bahwa dalang akan habis.

Baca juga: Banyak Jalan Menjadi Dalang di Gunungkidul (1)

Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Gunungkidul Hari Nugroho mengatakan, saat ini ada sekitar 80 dalang profesional yang tercatat di Gunungkidul.

Setiap dalang sudah didorong untuk mendirikan sanggar untuk mengakomodasi generasi muda yang ingin belajar seni mendalang. Saat ini, lanjut dia, tingginya animo anak dan remaja untuk berlatih menjadi dalang terlihat di Sanggar Pengalasan, Wiladeg.

"Organisasi di bawahnya ada beberapa sanggar, salah satunya Sanggar Pengalasan. Rata-rata dalang Pepadi mendirikan sanggar sendiri di rumah masing-masing. Harapannya, anak-anak di sekitar situ bisa belajar seni pendalangan. Paling banyak masih di Sanggar Pengalasan karena pertama muridnya di atas 20-an, yang lainnya sekitar satu sampai dua orang," katanya saat dihubungi melalui ponselnya.

Selain itu, Hari mengatakan, cara dan materi melatih pun disesuaikan dengan kebutuhan psikologis anak-anak yang tidak membuat mereka mudah bosan.

"Munculnya pagelaran wayang kreasi, baik iringan maupun pagelaran, menarik anak-anak dan remaja untuk belajar itu. Kemasan wayang yang lebih atraktif dan tidak menjemukan menarik minat generasi muda. Kalau pakem (tuntunan atau cerita asli) banget ya ditinggalkan penonton dan generasi muda," ungkapnya.

"Tapi untuk generasi muda yang belajar dalang harus belajar dan bisa memainkan wayang dalam pakem dulu. Kalau pasar sudah jadi, baru kreasinya dimunculkan," imbuh Hari. 

Baca juga: Jangan Larang Anak Jatuh Cinta pada Seni Mendalang dan Wayang (2)

Sementara itu, setiap bulan sekali ada pertemuan rutin, ada pula acara lain seperti sarasehan yang mengundang praktisi akademisi.

"Intinya biar para dalang, tidak hanya orang dalam arti sebagai dalang, bisa membagi pengetahuan. Tidak semata-semata mendalang tetapi ada pelajaran moralnya," ucapnya.

Gunungkidul diklaim sebagai daerah dengan pementasan wayang paling banyak se-DIY. Setiap kegiatan bersih desa (rasulan) digelar, pasti ada pagelaran wayang.

Bahkan, dari catatan Pepadi, pada 22 Agustus 2018 mendatang, pada hari yang sama ada 10 tempat yang menggelar pementasan wayang.

"Kemungkinan akan terus bertambah (laporan pementasan). Setiap dalang yang akan mementaskan wayang memberi laporan sehingga saat orang bertanya maka bisa mengetahui. Pernah ada pertanyaan dari orang Jakarta, tanya tentang pementasan wayang, tanya ke Dinas Kebudayaan, tidak tahu. Akhirnya ke kami dan saya arahkan ke pementasan, akhirnya menonton," tuturnya.

Baca juga: Kami Tidak Malu, Itu Anak Kami Pemberian Tuhan...

Heri mengatakan, untuk mendukung keberadaan pagelaran wayang, Pepadi mendorong agar setiap pementasan menggunakan dalang lokal. Meski pihaknya tidak menutup kemungkinan dalang luar melakukan pementasan di Gunungkidul.

"Sekarang bukan berarti menutup (kesempatan untuk) dalang dari luar Gunungkidul, tetapi tetap mengapresiasi dalang luar Gunungkidul dalam rangka pembelajaran, menambah wawasan. Desa yang mengundang dalang luar kami tetap menghormati. Tetapi mohon juga diperhatikan bahwa dalang Gunungkidul secara kualitas saya yakin punya. Untuk pementasan dari pemerintah daerah pasti menggunakan dalang lokal," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com