Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Izzan, Si Pembakar Rumah Orangtuanya, Setiap Hari Aniaya Ibunya...

Kompas.com - 28/05/2018, 14:50 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kekejaman Izzan Abdullah (23) atau Brekele terhadap ibunya Tri Iswanti sudah berlangsung cukup lama. Sejak usia 14 tahun anak pertama itu sudah berusan dengan kasus hukum.

Iswanti yang ditemui Kompas.com di rumah kakaknya, yang berjarak 100 meter dari rumahnya di Pedukuhan Kaligondang, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, menceritakan hal itu.

"Pertama kali berurusan dengan hukum sejak SMP, mungkin sekitar umur 14 tahun. Waktu itu saya bolak balik Bapas (Balai pemasyarakatan) di Wonosari (Gunungkidul). Lupa waktu itu kasus apa, karena banyak sekali Kasusnya,"katanya Senin (28/5/2018)

Upaya dilakukan untuk memperbaiki kelakuan putranya itu sudah dilakukan berulang kali. Namun selalu gagal, mulai masuk pesantren hingga rehabilitasi ketergantungan alkohol dan obat. Bahkan ketika melakukan penganiayaan pun selalu dilaporkan ke polisi.

Baca juga: Viral, Anak Bakar Rumah Orangtuanya Gara-gara Tak Segera Dibelikan HP

Tetapi Brekele tetap menghajar ibunya. Bahkan ayahnya yang meninggal Januari 2018 lalu pun saat sakit sering dianiaya. "Dia orangnya nekat, siapa saja berani," ucapnya.

Puncaknya, saat hari Sabtu (26/5/2018) siang, Brekele pulang. Sambil marah dia meminta uang dari ibunya yang bekerja sebagai penjual beras di pasar itu.

Uang Rp 75.000 pemberiannya itu digunakan untuk pesta minuman keras bersama teman-teman di rumahnya. Lalu pergi, bersama temannya.

Sore hari, pelaku pulang ke rumah tak mendapati ibunya karena sedang di masjid untuk sembahyang. Lalu pergi ke rumah budenya (bibi) yang bernama Sujimah (50) untuk meminta uang. Karena tak sesuai harapannya lalu dia menganiaya kambing milik budenya.

Kali ini Izzan akhirnya bertemu ibu kandungnya saat Iswanti baru berbuka puasa di tempat jualan takjil. Dia kalap dan menganiaya ibunya hingga ibunya tersebut tersungkur dan tidak sadarkan diri.

"Punggung saya ditendang, kepala saya dipukul. Saat saya berlumur darah dia masih bilang mau membunuh saya," sesalnya.

"Waktu itu saya dianiaya tidak ada yang menolong, mungkin tetangga sudah lelah dengan anak saya. Beruntung dua orang tetangga akhirnya keluar dan menangkap dia," imbuhnya.

Rumah yang dibakar anaknya di Pedukuhan Kaligondang, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Yogyakarta.Kompas.com/Markus Yuwono Rumah yang dibakar anaknya di Pedukuhan Kaligondang, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Yogyakarta.

Iswanti yang penuh luka di kepala, langsung dilarikan ke Puskesmas dan dia menyadari anaknya membakar rumah peninggalan suaminya itu.

"Ada tiga mobil pemadam yang datang, kemarin sudah dibersihkan warga," katanya.

Dia mengakui kelakuan anaknya sudah keterlaluan. Bahkan sudah mengancam jiwanya. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dirinya harus meminjam uang dari tetangga, karena hasil jualan di pasar habis diminta Izzan.

"Kok ya tega menganiaya saya, wong setiap hari saya kasih uang Rp 30.000 sampai Rp 40.000 kadang lebih, makan tinggal makan, pakaian semua bersih tinggal pakai. Mungkin karena pengaruh obat dan minuman keras jadi parah. Biasanya ngamuk tidak sampai segitunya," ucapnya

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com