Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur NTB Sangat Terpukul atas Hilangnya Dokter Mawardi

Kompas.com - 28/05/2018, 05:31 WIB
Fitri Rachmawati,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com — Keberadaan Dokter Mawardi Hamry masih menjadi misteri sejak menghilang pada 23 Maret 2016 silam.

Lebih dari dua tahun, mantan Direktur Rumah Sakit Umum Nusa Tenggara Barat  itu tidak jelas kabar beritanya.

Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi mengatakan, pihaknya masih terpukul atas hilangnya pimpinan RSUP NTB, yang merupakan jajarannya di pemerintahannya itu.

Majdi juga tak percaya Mawardi menghilangkan diri. Ia meminta aparat kepolisian tetap berupaya mencari keberadaan sang dokter.

"Untuk kasus Dokter Mawardi, menurut saya, mustahil dia menghilangkan diri sendiri. Ini menurut saya. Karena bukan tabiatnya dia, bagaimana orang yang biasa bergaul, ketawa-ketawa, terus mencabut dirinya dari pergaulan, menurut saya mustahil. Jadi sengaja hilang menurut saya itu mustahil. Bagi saya ya, apa kira-kira sebabnya, saya terus terang tidak berani berspekulasi," ujar Majdi, Minggu (27/5/2018) malam.

Dokter Mawardi telah menghilang lebih dari dua tahun. Tak ada kabar pasti tentang keberadaan sang dokter yang dikenal baik dan pekerja keras itu.

Baca juga: Kapolda Baru NTB Janji Cari Dokter Mawardi yang Hilang Misterius

Gubernur NTB bahkan mengaku merupakan orang yang paling terpukul atas hilangnya Dokter Mawardi yang merupakan salah satu jajaran di pemerintahan yang dipimpinannya selama 10 tahun terakhir ini (dua periode memimpin NTB).

"Di antara semua yang hadir di sini mungkin saya yang paling dulu kenal. Beliau (Mawardi) adalah pejuang, dan kalau ada yang merasa sangat terpukul dengan apa yang sekarang terjadi, tidak ketahuan beliau di mana, mungkin saya, di ruangan ini," kata Majdi.

"Beliau pejuang yang tidak pernah bicara banyak, tetapi bekerja saja. Saya secara pribadi muapun sebagai gubernur sudah menyampaikan berulang kali pada teman-teman kepolisian untuk terus mencari," lanjutnya.

Dikatakannya, laporan terakhir yang diterima, memang semua perangkat kepolisian sudah mengunakan teknologi terbaik dengan metode ilmiah untuk mencari keberadaan sang dokter. Namun tetap belum menemukan titik terang.

Memang yang paling sulit bagi kepolisian, kata TGB, adalah ketika seseorang itu menghilangkan diri atas kemauan dirinya sendiri. Namun, ia tidak percaya Mawardi menghilangkan diri. Apalagi, yang bersangkutan selama ini tidak bermasalah dengan hukum atau tidak melakukan kejahatan apa pun.

"Dulu ada isu katanya bahwa ada masalah di RSUP, saya minta dicek oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), kepolisian dan kejaksaan. Jawabannya ternyata tidak ada masalah," kata Majdi.

"Artinya, yang melibatkan dia terhadap kejahatan atau suatu tindakan yang dicurigai itu tidak ada karena semua intansi penegak hukum mengatakan tidak ada masalah. Saya tidak bisa juga berpikir ke arah itu, terus terang sebab menghilangnya masih gelap sampai sekarang. Ya kita berdoa ada kejelasan, keadaan dia semoga masih hidup," ujar TGB.

Baca juga: Polda NTB Hentikan Penyelidikan Hilangnya Direktur Rumah Sakit

Kasus hilangnya Dokter Mawardi sempat dihentikan penyidikannya oleh Polda NTB pada Januari  2018 lalu. Namun, Kapolda NTB yang baru menjabat April 2018, Brigjen (Pol) Achmad Juri berjanji akan kembali mencari Dokter Mawardi, dan akan serius menangani misteri hilangnya mantan direktur RSU NTB itu.

Kompas TV Aksi pembunuhan ini dilakukan dengan menggunakan benda tumpul.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com