Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAI: Dilarang "Ngabuburit" di Jalur Kereta Api

Kompas.com - 27/05/2018, 15:47 WIB
Dendi Ramdhani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 2 Bandung melarang masyarakat untuk ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa di jalur kereta api.

Manager Humas Daop 2 Bandung, Joni Martinus mengatakan, sampai saat ini masih banyak warga yang ngabuburit di jalur kereta. Joni mencontohkan, misalnya seperti di Kiaracondong, Plered, dan Padalarang.

Menurut Joni, jalur kereta tak bisa dimanfaatkan sembarangan. Apalagi, jalur kereta merupakan jalur yang dilindungi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

"Dengan karakteristik jalur yang khusus seperti itu maka jalur kereta api tidak bisa dimanfaatkan secara sembarangan, karena menyangkut keselamatan perjalanan kereta api," ujar Joni saat dihubungi via pesan singkat, Minggu (27/5/2018).

Baca juga: Sensasi "Ngabuburit" di Atas Menara Masjid Setinggi 99 Meter

Selain itu, lanjut Joni, beraktivitas di rel kereta sangat membahayakan bagi keselamatan masyarakat. Pada 2017 lalu, pihaknya mencatat empat orang tewas tersambar kereta api selama Ramadhan.

"Untuk tahun ini belum ada kecelakaan akibat ngabuburit. Namun, tahun kemarin ada empat orang yang tewas pada saat subuh hari di wilayah Kiaracondong. Maka dari itu sebelum jatuhnya korban seperti tahun kemarin, kami buat imbauan dan larangan," tutur Joni.

Berdasarkan data itu, Joni melarang masyarakat berada di rel kereta api untuk kepentingan apa pun, termasuk ngabuburit, karena dapat membahayakan keselamatan.

Baca juga: Jemparingan Mataraman, Adu Memanah Ala Prajurit Keraton Sambil Ngabuburit

Jika melanggar, warga dapat dijatuhi hukuman berupa pidana penjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak Rp 15 juta sebagaimana aturan dalam Pasal 199 UU Nomor 23 Tahun 2007.

"Jadi kami minta agar masyarakat turut membantu menjaga keselamatan perjalanan kereta api dan juga memberi pengertian atau teguran apabila ada masyarakat yang bermain atau melakukan kegiatan di jalur kereta api," kata Joni.

Kompas TV Bulan suci Ramadhan mendatangkan berkah tersendiri bagi perajin kubah masjid mereka mengaku kebanjiran pesanan hingga lebih dari 50%.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com