Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Merapi Diperkirakan Efusif, Bukan Eksplosif Seperti Tahun 2010

Kompas.com - 25/05/2018, 14:26 WIB
Wijaya Kusuma,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memperkirakan jika nantinya Gunung Merapi mengalami erupsi, maka erupsi atau jenis letusan yang terjadi bukan bersifat eksplosif tetapi efusif. 

Namun hingga saat ini BPPTKG belum bisa menentukan apakah nantinya Gunung Merapi akan erupsi atau tidak, sebab pergerakan magma masih sangat lemah. 

Letusan eksplosif merupakan jenis letusan dimana proses keluarnya magma ke permukaan dengan ledakan akibat tekanan gas yang sangat kuat.  Sementara letusan efusif merupakan proses keluarnya magma dengan cara meleleh. 

Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan, estimasi letusan bersifat efusif itu didapatkan dari data-data yang masuk ke pihaknya. Hal ini disampaikannya dalam jumpa pers di Yogyakarta, Jumat (25/5/2018). 

Baca juga: Letusan Merapi 21 Mei 2018 Mengandung Material Baru

"Potensi magmatik Gunung Merapi masih mungkin terjadi. Namun melihat data-data yang ada, kemungkinan erupsi Gunung Merapi bukan eksplosif tetapi cenderung efusif," kata Hanik. 

Dia mencontohkan salah satu letusan jenis eksplosif adalah letusan Merapi pada 2010. 

Pengamatan BPPTKG melihat proses deformasi atau proses magma menuju ke permukaan berjalan lambat atau lemah karena magma cenderung encer. Sehingga, jika nantinya keluar dari saluran (conduit) akan dengan cara meleleh. 

"Ada kemungkinan (memeleh) membentuk kubah lava," lanjut Hanik. 

Namun demikian, BPPTKG terus melakukan pemantauan setiap perkembangan aktivitas Gunung Merapi.

Sementara dari hasil pengamatan aktivitas Gunung Merapi pada Jumat (25/5/2018) mulai pukul 00.00 WiIB hingga Pukul 09.00 WIB tidak terjadi letusan.

"Status tetap Waspada (Level II), radius 3 Km dari puncak tidak diperkenankan untuk aktivitas penduduk," pungkasnya.

Baca juga: Ramai soal Monyet Ekor Panjang, Ini Penjelasan Taman Nasional Merapi

Kompas TV Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono Sepuluh, mengunjungi Kantor BPPTKG.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com