YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta meminta masyarakat agar tetap tenang walaupun pada Rabu (23/5/2018) pukul 03.31 WIB Merapi kembali meletus dengan jenis letusan freatik.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso dalam jumpa pers di Yogyakarta, Rabu (23/05/2018).
Menurut BPPTKG, letusan freatik bukan termasuk letusan yang membahayakan keselamatan manusia, selama berada di luar 3 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi.
"Masyarakat di luar radius 3 km tetap harus menyikapi dampak letusan freatik Merapi, yakni hujan abu," kata Agus.
Baca juga: Letusan Freatik Gunung Merapi, Hujan Abu Sampai ke Borobudur
Karena terjadi hujan abu, BPPTKG mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker dan kacamata ketika berada di luar ruangan.
Seperti diketahui, sejak Jumat (11/5/2018) pekan lalu hingga Rabu (23/5/2018) Gunung Merapi telah meletus freatik sebanyak enam kali. Pada Rabu, letusan freatik Merapi mencapai ketinggian kolom 2.000 meter dari puncak.
Menurut Agus, letusan freatik Merapi sampai dengan saat ini sulit untuk diprediksi. Bahkan perihal bagaimana memprediksi letusan freatik saat ini menjadi permasalahan di dunia.
Sebagai informasi, letusan jenis freatik terjadi karena adanya pemanasan air yang terjebak di dalam gunung hingga menjadi uap panas. Akumulasi uap panas yang terus meningkat itu menekan dan menyebabkan letusan.
Baca juga: Hasil Pemantauan Gunung Merapi, 1 Kali Freatik, 1 Kali Gempa VT