MALANG, KOMPAS.com - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan, total ada 31 terduga teroris yang ditangkap di Jawa Timur pasca-rentetan bom bunuh diri di Surabaya. Empat terduga di antaranya tewas karena melawan petugas saat ditangkap.
"Pokoknya yang sudah ditahan oleh kita 31 (terduga teroris). Empat meninggal dunia," katanya saat menghadiri peluncuran Malang E-Policing dan buka bersama di Polres Malang, Selasa (22/5/2018).
Dikatakan Machfud, jumlah itu dimungkinkan masih bisa bertambah. Ia pun berharap Jawa Timur bersih dari terduga teroris melalui berbagai penangkapan tersebut.
"Mungkin masih berkembang lagi. Mudah-mudahan saya berharap tidak terlalu banyak ditangkap, artinya betul-betul sudah tidak ada lagi," katanya.
Baca juga: Jenazah Bayu, Korban Ledakan Bom Surabaya, Diserahkan Kepada Keluarga
Sementara itu, Machfud mempersilakan tim Densus 88 Antiteror Polri untuk memilih lokasi penahanan yang layak untuk para terduga teroris itu.
"Yang punya hak kewenangan untuk melakukan penahanan adalah pihak Densus. Kita membantu memfasilitasi yang cocok kita berikan," katanya.
Diketahui, pasca-kejadian rentetan bom bunuh diri di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pekan lalu, tim Densus 88 Antiteror menangkap sejumlah terduga teroris di berbagai daerah.
Di Jawa Timur, berbagai penangkapan dilakukan di Malang, Probolinggo, Sidoarjo dan Surabaya.
Baca juga: Tiga Makam untuk 7 Jenazah Terduga Teroris Bom Surabaya
Di Malang, terduga teroris yang ditangkap sebanyak enam orang. Bahkan, SA alias Abu Umar yang belakangan disebut sebagai ketua Jemaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur ditangkap bersama istri sirinya, WMW di rumah kontrakannya di Perumahan Banjararum Asri, Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.