YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) hingga Minggu (20/5/2018) malam telah memblokir 2.500 konten berisi muatan negatif di media sosial.
Hal ini disampaikan Rudiantara saat melakukan kegiatan bakti sosial dan safari Ramadhan memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2018 di Pesantren Al Mumtaz, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta Senin (21/5/2018).
"Saya yakin semalam sudah bertambah terus. Banyak juga disisir tetapi ada juga laporan dari masyarakat. Saya mengapresiasi peran serta masyarakat, karena semua harus bergerak, tidak bisa Kemenkominfo atau polisi saja," kata dia.
Baca juga: Wakapolri: 40 Jam Penyanderaan, Tahanan Terorisme Merakit Bom
Menurut Rudiantara, tidak ada target menyelesaikan pemblokiran ribuan konten ini. Namun demikian, pihaknya bergerak cepat.
"Masalah terorisme masalah nyawa. Misal bagaimana melakukan pembuatan bom itu tujuannya menghilangkan nyawa orang. Saya tidak tolelir itu, jadi lebih baik blok dulu kalau salah blok paling minta maaf," imbuhnya.
Saat ini masih ada 9.500 konten lain yang masih disaring oleh petugas, namun sudah terindikasi ke arah terorisme, radikalisme dan ekstrimisme.
"Setelah disaring kami harus lihat didalamnya betul-betul jangan sampai salah. (9.500 konten) sudah ada indikasi menurut saya, kalau tidak ada indikasi tidak tersaring dong," ucapnya.
Rudiantara mengatakan, konten yang sudah diblok sebagian besar berada di Instagram, dan Facebook. Lalu disusul Youtube.
Baca juga: Sinyal dari Korban Anak Pelaku Teror