Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deddy Mizwar: KPI Larang Saya Main Film, Korbannya Tak Hanya Saya

Kompas.com - 20/05/2018, 13:42 WIB
Putra Prima Perdana,
Bayu Galih

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar, menyayangkan langkah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang menghilangkan karakter yang diperankannya dalam sebuah sinetron Ramadhan di salah satu stasiun televisi.

Pelarangan Deddy Mizwar tampil di televisi adalah untuk menghindari muatan materi kampanye selama berlangsungnya Pilkada Jawa Barat 2018.

Deddy menjelaskan, pihaknya telah melayangkan somasi terhadap KPI dengan harapan memberikan ruang bagi dia bermain sinetron.

Pasalnya, Deddy yang saat ini cuti dari tugas wakil gubernur Jawa Barat sangat bergantung dengan profesinya sebagai aktor, sebagai mata pencaharian keluarga.

"Somasi berjalan terus. Jadi orang tidak boleh mencari nafkah oleh KPI. Saya kan cuma bisa main sinetron. Kedua, saya sebagai umat Islam tidak boleh syiar, dakwah, ini sangat menyedihkan," ujar Deddy, Minggu (20/5/2018).

Baca juga: KPI Larang Peserta Pilkada Bermain Sinetron, Tim Sukses Deddy-Dedi Meradang

Deddy menambahkan, KPI seharusnya menjalankan profesionalitas dalam menyeleksi adanya materi kampanye dalam skenario sinetron yang dibintanginya.

Dia mengklaim dalam film tersebut justru menggambarkan kehidupan sosial bermasyarakat ibu kota Jakarta.

Dedy menilai, semestinya semua calon kepala daerah boleh main sinetron atau film selama tidak ada konten kampanye. Ini pun berlaku untuk aktivitas lainnya.

"Contohnya, semua orang boleh main golf, tapi waktu pertandingan golf jangan ada unsur kampanye. Semua orang boleh ke masjid, tapi jangan kampanye di masjid. Kan di Masjid dilarang kampanye, di pesantren dilarang kampanye, tapi bukan berarti kita tidak boleh ke pesantren dan ke masjid," kata dia.

Deddy menambahkan, dampak langkah KPI tidak hanya merugikan dirinya, melainkan juga beberapa lawan mainnya di sinetron tersebut juga ikut berhenti.

"Jadi ini sangat diskriminatif, cenderung ada tendensi yang merugikan. Sebab, tidak hanya saya saja yang tidak boleh main. Ada beberapa pemain tidak bisa main dalam film saya, dia off dan penghasilannya pun off. Jadi bukan saya saja korbannya," tuturnya.

Deddy menambahkan, kondisi tersebut sangat disayangkan terjadi di lingkungan KPI. Padahal, kata dia, sinetron yang dibintanginya lebih banyak bermuatan edukasi rohani di bulan Ramadhan, ketimbang muatan politik.

"Enggak ada gambaran Jawa Barat, enggak ada kampanye. Ini kan (tentang) kota besar, masyarakat urban. Insya Allah KPI bisa banyak belajar lagi ke depannya agar tidak menginjak-nginjak HAM. Banyak orang yang dirugikan. Yang penting bukan kalah atau menang, tapi melawan kezaliman," kata Deddy Mizwar.

Kompas TV "DUA DM" adalah jargon yang diperkenalkan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com