Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jam Bencet, Penentu Waktu Shalat Kuno yang Masih Bertahan di Bandungan

Kompas.com - 20/05/2018, 09:08 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Bayu Galih

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Kuno nan tradisional, tapi akurat. Itulah alasan Takmir Masjid Al Huda di Dusun Ngawinan, Bandungan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah masih mempertahankan keberadaan jam bencet atau istiwa.

Di lingkungan Pondok Pesantren Al Mina, Bandungan, jam bencet masih dijadikan rujukan utama untuk menentukan waktu shalat bagi warga Bandungan dan sekitarnya.

"Jam bencet ini (jam) induk, di mana tiap hari harus mencocokkan antara jam bencet dan masjid mengikuti," kata anggota Takmir Masjid Al Huda, KH Zaenal Muttaqin, Sabtu (19/5/2018).

Jam bencet di halaman masjid Al Huda ini kondisinya masih sangat terawat.

Ada dua bagian dalam jam bencet ini. Bagian pertama yakni deretan angka-angka dan garis-garis dalam bidang cekung setengah lingkaran yang dilapisi lempengan kuningan. Bidang cekung inilah yang menunjukkan grafik shalat lima waktu.

Bagian kedua adalah sebuah paku yang panjangnya 4 sentimeter. Paku dipasang di dinding bagian tengah jam bencet yang menghubungkan dengan bidang cekungan. Posisinya sejajar dengan sumbu bumi menghadap ke utara, sehingga menunjuk ke arah kutub-kutub langit.

Saat paku tersebut terkena sinar matahari, maka bayangannya mengenai grafik waktu shalat dalam bidang cekung. Dalam kondisi itulah maka menandai sudah masuk waktu shalat.

Baca juga: Masjid yang Rusak Saat Gempa Aceh Itu Kini Tegak Kembali

Seorang santri Ponpes Al Mina tengah melihat jam bencet di halaman Masjid Al Huda di Dusun    Ngawinan, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Sabtu (19/5/2018).KOMPAS.com/Syahrul Munir Seorang santri Ponpes Al Mina tengah melihat jam bencet di halaman Masjid Al Huda di Dusun Ngawinan, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Sabtu (19/5/2018).
Lantaran sangat bergantung dengan sinar matahari, maka hanya awal waktu shalat zuhur dan ashar saja yang bisa dilihat secara kasat mata dari jam bencet ini.

Selebihnya, untuk mengetahui awal waktu maghrib, isya, dan subuh, anggota takmir menggunakan perhitungan tertentu dengan memperhatikan posisi matahari, ketika tepat pukul 12.00 WIB waktu istiwa, atau perhitungan jam bencet.

"Jadi jam masjid disetel menunjukkan jam istiwa waktu zuhur. Itu buat rujukan pada saat maghrib, isya dan subuh," ujar Zaenal.

Salah seorang Pengurus Pondok Pesantren Al Mina Bandungan, Dwi Sutoro mengungkapkan, jam bencet di halaman masjid Al Huda sudah beberapa kali dipindahkan posisinya. Hal ini dilakukan karena posisi semula sudah terhalang dari bangunan baru dan pepohonan.

"Sejak Masjid Al Huda dibangun, jam bencet ini masih menjadi rujukan warga Bandungan dan sekitarnya. Jika di sini belum azan, maka masjid dan mushala lainnya pun belum azan," kata Dwi.

Lantaran konsisten dengan jam bencet ini, maka saat ditanyakan, di mana pertama kali azan berkumandang di daerah Bandungan, maka masyarakat akan menjawab di Masjid Al Huda.

Jika masjid Al Huda mengumandangkan azan, maka seluruh masjid yang ada di lereng tenggara Gunung Ungaran ini mengikutinya.

Pihak Ponpes Al Mina memang secara rutin mendapat tugas untuk memeriksa serta membersihkan bagian demi bagian jam istiwa ini. Namun, diakui Dwi, semakin hari semakin sedikit orang yang memahami cara kerja jam bencet ini.

Baca juga: Pesona Khazanah Ramadhan di Bumi Seribu Masjid

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com