BANDUNG, KOMPAS.com - Memasuki satu bulan terakhir masa kampanye, empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat akan fokus berebut swing voters.
Pengamat Politik Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan, jumlah swing voters di Jawa Barat mencapai 30 persen.
"Pilgub ini menjadi ajang perang strategi antarpaslon untuk meyakinkan swing voters. Swing voters ini bisa menjadi penentu kemenangan," ujar Asep kepada Kompas.com, belum lama ini.
Asep menjelaskan, suaraswing voters belum tentu diraih pasangan dengan elektabilitas tertinggi yang saat ini dimiliki pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
Baca juga: Bawa Kaus 2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden, Asyik Dituntut Minta Maaf
Paslon yang berpotensi mendapatkan raihan suara swing voters adalah Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik). Sebab partai pengusung mereka, PKS, memiliki mesin partai paling efektif.
Mesin PKS, sambung Asep, masih sangat efektif dan belum mampu ditandingi mesin partai lain. PKS mampu bergerak masif tanpa logistik sekalipun.
Karena mereka menganggap memenangkan pasangan Asyik merupakan bagian dari ibadah.
"Ini terbukti dalam Pilgub Jawa Barat 2008 dan 2013 lalu di mana mesin PKS sangat efektif dan akhirnya menang. Kondisi serupa juga terjadi di Pilgub DKI kemarin," tuturnya.
Swing voters, lanjut Asep, terbagi dalam tiga kategori. Pertama, calon pemilih yang belum mengetahui data kandidat paslon termasuk program kerjanya.
Baca juga: Ini Alasan Sudrajat-Ahmad Syaikhu Bawa Kaus #2019GantiPresiden di Debat Pilkada Jabar
Kedua, tidak berafiliasi secara politik. Terakhir, calon pemilih yang sudah menetapkan pilihannya namun tidak dinyatakan secara terbuka.
"Saat ini, jumlah swing voters di Pilgub Jabar saya prediksi masih besar di atas 30 persen dari total DPT sekitar 31 juta. Jelang pencoblosan nanti, mungkin jumlahnya akan berkurang hingga 10 persen," jelasnya.