Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Kurang Pas Bawa Kaus "2019 Ganti Presiden" Saat Debat, Bisa Memprovokasi...

Kompas.com - 16/05/2018, 08:11 WIB
Dendi Ramdhani,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Aksi pasangan nomor urut 3 Pilkada Jabar 2018, Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang membentangkan kaus bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden" saat debat publik kedua Pilkada yang berlangsung di Universitas Indonesia (UI) Depok, Senin (14/5/2018) malam, menuai pro dan kontra.

Pengamat Ilmu Politik dan Pemerintahan dari Universitas Parahyangan (Unpar), Asep Warlan Yusuf, menyebutkan bahwa jika aksi Sudrajat-Syaikhu tak melanggar aturan.

"Harus dipahami dari kacamata politik. Karena hukum tidak melanggar. Karena dari perundang-undangnya tidak ada pelanggaran itu. Dari aspek hukum tata tertibnya ga ada, kampanye khususnya. Karena debat bagian dari kampanye," ujar Asep saat dihubungi via telepon seluler, Selasa (15/5/2018).

Baca juga: Sudrajat-Syaikhu Bawa Kaus 2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden, Debat Pilgub Jabar Berakhir Panas

Namun, lanjut Asep, secara etika, aksi tersebut dilakukan tidak dalam momentum yang tepat sehingga memunculkan kegaduhan.

"Ya itu agak kurang pas begitu, karena ini bisa memprovokasi begitu. Tapi dari segi etika, konteks, dan forum, apakah pantas dibuat seperti itu? Publiklah yang menilainya," ucapnya.

Saat ini, insiden tersebut masih ditelaah oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar. Menurut Asep, Bawaslu juga perlu cermat dalam menyikapi hal tersebut.

"Artinya kalau Bawaslu dan KPU melihatnya dari kacamata aturan memang susah mencari pasal pelanggarannya. Dan ini harus fair, artinya setiap kali (pasangan calon) bicara tentang Presiden (Pilpres) harus ditindak juga," ujarnya.

Baca juga: Ini Alasan Sudrajat-Ahmad Syaikhu Bawa Kaus #2019GantiPresiden di Debat Pilkada Jabar

Sebab, lanjut Asep, pasangan nomor urut 2 Tubagus Hasanudin-Anton Charliyan juga kerap menyelipkan kampanye Pilpres meski dalam kemasan hiburan.

"Melihat pasangan nomor 2 pun sering menyebut nama Jokowi dalam yel-yel atau dalam apa itu nari-nari. Apakah itu konteksnya ingin menyatakan kepada masyarakat dukung lagi Pak Jokowi," tutur Asep.

"Pasangan nomor dua (mengemasnya) dalam bentuk entertaintment, tidak terlalu menohok, kalau pasangan nomor 3 menohok betul dengan tagline itu," tambahnya.

 

 

Kompas TV Debat pasangan calon pemimpin Jawa Barat kedua sempat diwarnai kericuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com