Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pastor di Mamasa: Tiap Ada Aksi Teror Kami Berharap Itu yang Terakhir

Kompas.com - 14/05/2018, 12:12 WIB
Junaedi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MAMASA, KOMPAS.com – Bom di Surabaya, Jawa Timur, membuat jemaat 654 gereja di seluruh wilayah Mamasa, Sulawesi Barat terkejut. Meski demikian, mereka tetap pergi ke gereja untuk beribadah. 

Pastor Gereja Katolik Paroki Santo Petrus Mamasa, Oktovianus Tandilolo mengaku terkejut dengan kembalinya aksi terorisme di Tanah Air.

Untuk itu, ia mengingatkan semua pihak termasuk aparat keamanan agar tidak lengah dengan segala potensi kejahatan terorisme.

Oktavianus pun meminta dukungan kepolisan dan TNI untuk memperketat pengamanan di setiap gereja di Mamasa Sulawesi Barat pasca-insdien ledakan bom Surabaya.

Baca juga: Suara Ledakan Sisa Bom di Polrestabes Surabaya Terdengar hingga 300 Meter

 

Menurut Oktavianus, meski saat ini tidak ada ancaman dan warga Mamasa tetap bisa melaksanakan ibadah dengan aman dan tenang, aparat keamanan tidak boleh lengah.

“Sebagai pastor saya minta dukungan Kapolri untuk memperketat pengamanan gereja di Mamasa. Aparat keamanan tidak boleh lengah,” jelas Oktavianus.

"Setiap kali terjadi aksi terorisme, kami berharap itulah kejadian terakhir," tambahnya.

Namun ledakan bom yang terjadi di Surabaya mebuat mereka berharap Kepolisian tidak lengah dan meningkatkan pengamanan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang trejadi.

Pantauan Kompas.com, puluhan personel Brimob dan Polres Mamasa memperketat pengamanan di setiap gereja. Seperti di Gereja Katolik Paroki Santo Petrus dan sejumlah gereja di Mamasa Kota. 

Baca juga: Bom di Mapolrestabes Surabaya, 4 Polisi dan 6 Warga Terluka

Kapolres Mamasa, AKBP Arianto menyatakan, patroli dan pengamanan rutin yang dilakukan di setiap gereja terutama saat jemaat menjalankan ibadah ditingkatkan. 

“Setiap gereja di wilayah Polres Mamasa mendapat pengamanan ketat aparat Brimob dan Polres Mamasa untuk memberi jaminan keamanan bagi setiap warga yang akan melaksanakan ibadah,” ungkap Arianto.

Menurutnya, meski mayoritas beragama Kristen, warga Mamasa tidak terpengaruh dengan tragedi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya yang menghentakan publik Tanah Air.

Selain mengamankan tempat ibadah, petugas juga menggiatkan patroli keliling terutama setiap hari Minggu saat para jemaat gereja di Mamasa sedang khusyuk melaksanakan ibadah.

Kompas TV Ia juga mengatakan, berdasarkan pantauan CCTV, pelaku membonceng seorang wanita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com