Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Megawati soal Bertemu Jokowi, Datangi atau Dipanggil Saat "Kangen"

Kompas.com - 12/05/2018, 20:25 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri merespons curhatan para perawat yang disampaikan kepadanya di sela peringatan Hari Perawat Internasional 2018 yang digelar Persatuan Perawat Nasional Indonesia di Kota Semarang, Sabtu (12/5/2018).

Dalam forum itu, para perawat berharap agar 81.000 perawat di Indonesia diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN).

Megawati diminta menyampaikan pesan itu ke Presiden Joko Widodo dan berjanji berupaya memenuhinya.

Baca juga: Megawati: Siapa yang Kalah di Tempatnya, Saya Pecat Pemimpinnya

Megawati lalu bercerita tentang pengalamannya bisa bertemu Jokowi di tengah kesibukan sang kepala negara.

"Urusan perawat itu saya tahu, Tidak perlu panjang lebar. Entah nanti bisa ketemu dengan Pak Jokowi atau tidak. Pak Jokowi itu mubeng (berkeliling) saja kayak kitiran. Beliau Presiden (keliling) ingin memajukan bangsa dan negara, termasuk perawat, bidan. Semua itu ada tata aturannya. Maka perlu reformasi birokrasi," ucapnya.

"Nanti tak datangi presiden. Beliau juga suka manggil saya, terutama kalau kangen, datang dan ngobrol," tambah Mega kemudian.

Tidak hanya Presiden, Megawati juga berharap dapat bertemu dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Nantinya persoalan itu juga akan ikut disampaikan jika bertemu Menpan.

"Doakan saja saya ketemu menteri PAN. Saya kira juga (aspirasi) itu sudah sampai di telinga," ucapnya.

Baca juga: Megawati: Jangan Tertipu dengan Mereka yang Cakep-cakep, tapi Tidak Bisa Kerja

Dalam orasinya, Megawati menyinggung soal isu kesehatan yang harus menjadi prioritas. Menurut Mega, tidak mungkin suatu negara menjadi kuat, jika kesehatan rakyatnya terbelakang.

Kesehatan menjadi hal krusial bagi keberlangsungan hidup setiap bangsa. Karena itu, kesehatan diposisikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari isu ketahanan dan pertahan suatu negara.

"Tentu saja, berbicara kesehatan, tidak terlepas dari mereka yang disebut tenaga kesehatan. Nasib kesehatan rakyat ada di tangan mereka dari mulai program promosi, preventif, kuratif hingga rehabilitasi, tidak mungkin berjalan tanpa tenaga kesehatan," tambahnya.

 

Kompas TV Persidangan kasus korupsi KTP elektronik Setya Novanto semakin panas. Nama-nama besar di Indonesia mulai disinggung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com